
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Unit Rujukan Internet Uni Eropa (EU IRU) yang berada di bawah naungan Europol pada Selasa (28 Juli 2020) menerbitkan edisi kedua laporan tahunannya tentang propaganda Jihad Online. Laporan periode 1 Januari hingga 31 Desember 2019 menyoroti tren dan perkembangan utama dalam propaganda organisasi jihadis terkemuka di berbagai negara.
Tinjauan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana organisasi teroris memproduksi pesan online untuk menanggapi realitas politik dan operasional yang terus bergeser, sementara dominasi kelompok teroris terus mengalami kemunduran.
Terdapat tiga kelompok jihadis yang mendapat sorotan yakni ISIS, Al-Qaeda, dan Hay'at Tahrir al-Sham
1. Negara Islam (ISIS)
Awal 2019 terjadi penurunan dalam rilis propaganda IS resmi meskipun l penyebaran propaganda terus-menerus disebarkan oleh pendukungnya namun bahan-bahannya kebanyakan daur ulang.
ISIS mampu memanfaatkan pos-pos regionalnya, dari Afrika Barat ke Filipina, dalam sejumlah operasi media besar yang mengalihkan perhatian dari perjuangannya di Suriah dan Irak, tetapi yang lebih penting bagi kelompok ini adalah memperluas operasi ke wilayah baru.
Dalam sejumlah konten video dan film kampanye pendek, para pendukung ISIS menekankan peran perempuan dan anak-anak dalam perjuangannya.
Pada 21 dan 22 November 2019, negara-negara anggota Uni Eropa berkoordinasi menghapus konten ISIS yang mengakibatkan gangguan parah pada akun-akun, saluran, dan grup pro-ISIS di Telegram.
2. Al-Qaeda
Selama bertahun-tahun Al-Qaeda berhasil memperkuat jaringannya melalui penerapan "administrasi yang fleksibel" dalam propaganda jihad melalui pesan-pesan online. Mereka menetapkan tujuan menyeluruh, tetapi mendelegasikan tanggung jawab terkait taktik ke cabang-cabang regionalnya.
3. Hay'at Tahrir al-Sham (HTS)
HTS terus mengejar agenda jihadis dengan fokus lokal (Suriah dan sekitarnya). HTS telah melakukan upaya signifikan dalam memperkuat strategi komunikasinya dengan melipatgandakan produksi pernyataan, video, artikel, hingga opini.
Dalam menyebarluaskan propagandanya, HTS mengandalkan lembaga yang tampaknya independen, baik online maupun offline.
Selain tiga kelompok ini, masih ada beberapa kelompok yang juga mempropagandakan jihad online diantaranya Al-Qaeda in The Indian Sub-Continent (AQIS), Shaabab Al Mujahideen, dan Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM). Semuanya turut melakukan propaganda online meski volume dan intensitasnya tidak sebesar tiga kelompok lain.
"Sejak kelompok-kelompok ini kehilangan teritori dan wilayah kekuasaan, operasi mereka mulai dialihkan ke medan lain (yang sudah diperkenalkan di media sosial). Dan melawan media milik kelompok teroris bisa mengurangi kemampuan mereka melakukan serangan," tulis laporan setebal 35 halaman tersebut. []
Share: