
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Seruan boikot beriklan di Facebook belum berakhir. Setelah Amerika, kelompok penyeru aksi boikot mengatakan akan memperluas kampanye dengan meminta pengiklan di Eropa untuk bergabung dengan mereka.
Kampanye yang didirikan pada bulan Juni oleh kelompok-kelompok hak sipil AS, bertujuan untuk menekan perusahaan media sosial terbesar di dunia itu untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam memblokir ujaran kebencian dan informasi yang salah dari platformnya setelah kematian George Floyd pada bulan Mei.
CEO Facebook Mark Zuckerberg belum mengambil "jenis tindakan bermakna yang ingin kita lihat", kata kelompok masyarakat sipil yang menginisiasi kampanye "Stop Hate for Profit" dalam siaran pers pada hari Kamis (30 Juli 2020) seperti dilansir dari Reuters.
"Kampanye global, yang meliputi media berbayar, akan meminta pengiklan di Eropa untuk mendukung 1.100 pengiklan di AS dalam perang melawan kebencian dan informasi di Facebook," kata juru bicara kampanye.
Seruan itu muncul saat Facebook dan raksasa teknologi besar lainnya, diserang pada hari Rabu di sidang kongres AS untuk dugaan penyalahgunaan kekuatan pasar.
Dalam seruan terbaru itu, juru bicara kampanye mengatakan beberapa merek paling ikonik di dunia telah menarik jutaan dolar yang sebelumnya diperuntukkan untuk beriklan di Facebook.
Disebutkan, gerakan moral itu akan berlanjut sampai Facebook membuat "perubahan yang masuk akal".
Floyd, seorang pria Afrika-Amerika berusia 46 tahun, meninggal setelah seorang polisi kulit putih berlutut di lehernya selama hampir sembilan menit. Kematiannya telah memicu protes di seluruh dunia terhadap ketidaksetaraan rasial dan kebrutalan polisi.
Kampanye sebelumnya menguraikan 10 perubahan yang diinginkannya, termasuk memungkinkan korban pelecehan parah untuk berbicara dengan karyawan Facebook dan memberikan pengembalian uang kepada merek yang iklannya muncul di samping konten ofensif yang kemudian dihapus.
Facebook mengatakan sebelumnya pada bulan Juli "berterima kasih" kepada kelompok-kelompok ini untuk "keterlibatan berkelanjutan mereka."[]
Share: