IND | ENG
Diduga Diskriminasi terhadap Muslim Uighur, 11 Perusahaan China Dilarang Beli Teknologi AS

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Diduga Diskriminasi terhadap Muslim Uighur, 11 Perusahaan China Dilarang Beli Teknologi AS
Andi Nugroho Diposting : Rabu, 22 Juli 2020 - 09:51 WIB

Cyberthreat.id – Kementerian Perdagangan Amerika Serikat menambah 11 perusahaan China dalam daftar entitas yang dilarang untuk membeli barang dan teknologi asal AS tanpa lisensi.

Ini lantaran dugaan keterlibatan mereka dalam menekan Muslim Uighur dan etnis minoritas Muslim lain di China, demikian seperti dikutip dari ZDNet, diakses Rabu (22 Juli 2020).

Sembilan perusahaan diduga memaksa Muslim Uighur dalam kerja paksa, antara lain OFilm Group, Changji Esquel Textile, Hefei Bitland Information Technology, Hefei Meiling, Hetian Haolin Hair Accessories, Hetian Taida Apparel, KTK Group, Nanjing Synergy Textiles, dan Tanyuan Technology.

Sementara, dua perusahaan lagi, Xinjiang Silk Road BGI dan Beijing Liuhe BGI, diberi sanksi karena melakukan analisis genetik yang digunakan untuk menindas Muslim Uighur dan minoritas Muslim lain, kata Departemen Perdagangan AS.

Sebelum sanksi terbaru tersebut, sejak Oktober 2019, ada 37 perusahaan China telah ditambahkan ke daftar entitas terkait pelanggaran HAM di Xinjiang. Pemerintah AS juga telah menempatkan perusahaan teknologi China lainnya, Huawei dan ZTE, pada daftar entitasnya dan menandainya sebagai ancaman keamanan nasional.

“Beijing secara aktif mempromosikan praktik kerja paksa dan skema analisis dan pengumpulan DNA yang kasar untuk menekan warganya,” kata Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross.

Menurut Wilbur Ross, langkah kementeriannya memasukkan 11 perusahaan dalam “daftar hitam” untuk memastikan barang dan teknologi AS tidak dipakai dalam tindakan tercela Partai Komunis China terhadap minoritas Muslim yang tak berdaya.

Mitra perusahaan besar

Salah satu perusahaan China, Ofilm, diduga merupakan mitra strategis dan pemasok ke berbagai perusahaan teknologi besar seperti Acer, ASUS, Amazon, Dell, HP, HTC, Huawei, Lenovo, LG, Meizu, Microsoft, Oppo, Samsung, Sony, Vivo, Xiaomi, dan ZTE.

Laporan itu berdasarkan kajian yang diterbitkan Maret lalu oleh Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI), sebuah lembaga think tank yang didirikan oleh pemerintah Australia.

ASPI menyebutkan OFilm memproduksi komponen-komponen utama iPhone 8 dan teknologi kamera iPhone X untuk Apple pada 2017. Perusahaan juga masuk dalam daftar pemasok Apple pada 2019.

Setelah laporan itu dirilis, LG menyangkal memiliki hubungan dengan OFilm yang disebutkan dalam laporan.

"LG Electronics mengharapkan semua pemasoknya untuk mematuhi kode perilaku pemasok kami yang sangat jelas tentang sikap kami mengenai kerja paksa. LG Electronics tidak memiliki hubungan langsung dengan perusahaan bernama OFilm," kata perusahaan Korea Selatan itu.

Sementara itu, Hefei Bitland mengatakan di situs webnya bahwa perusahaan bermitra dengan Google, Haier, Hisense, HTC, HP, dan Lenovo.[]

#muslimuighur   #china   #wilburross   #amerikaserikat   #apple   #google   #microsoft   #huawei   #asus   #amazon

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Microsoft Merilis PyRIT - Alat Red Teaming untuk AI Generatif