
Ilustrasi.
Ilustrasi.
San Fransisco, Cyberthreat.id - Siapa yang mau dibayar sama Facebook? Cukup mengikuti kemauan Facebook yaitu asal gawai pintar Anda mau dilacak segala aktivitasnya.
Pada Selasa (11 Juni 2019), Facebook baru saja merilis aplikasi riset pasar baru yang disebut "Study From Facebook", sebuah aplikasi yang sama dengan "Google Opinion Rewards".
Aplikasi itu akan memonitor aplikasi apa saja yang terinstal di ponsel pintar seseorang, berapa lama orang tersebut mengakses aplikasi, di negara mana ia tinggal, dan jenis perangkat apa yang digunakan, dan lain-lain.
"Facebook mengatakan, akan menggunakan informasi yang dikumpulkannya untuk membantu mengembangkan produknya," tulis Fortune.
Sebelumnya, aplikasi serupa telah diluncurkan, tapi Facebook mendapatkan reaksi balik dari pengguna yang membayar aplikasi itu. Aplikasi itu diprotes karena melacakan pesan pribadi dan lokasi, bahkan aplikasi menargetkan pengguna umur 13 tahun.
Apple pun menolak untuk memasang aplikasi itu di App Store sebab hal itu telah melanggar kebijakan perusahaan. Facebook akhirnya mematikan aplikasi untuk pengguna IOS pada Januari lalu, hal sama dilakukan di Android.
Facebook berjanji kepada pengguna aplikasi barunya, Studi, bahwa apa yang dilakukannya terbuka terkait dengan apa saja yang dikumpulkannya. Aplikasi ini akan aman, tulis Fortune.
"Kami telah belajar dari apa yang orang harapkan ketika mereka mendaftar untuk berpartisipasi dalam riset pasar. Dan, kami telah membangun aplikasi ini agar sesuai dengan harapan itu," tutur Sagee Ben-Zedeff, manajer produk di Facebook.
Untuk mendaftar, peserta yang tertarik harus mengklik pada iklan Studi, yang akan berjalan di Facebook dan layanan lainnya. Setelah pengguna menginstal, aplikasi akan secara teratur mengingatkan mereka tentang apa yang dilacaknya.
Facebook mengatakan Studi tidak akan mengumpulkan ID pengguna, kata sandi, atau konten, termasuk foto, video, atau pesan. Perusahaan juga mengatakan tidak akan menjual informasi pengguna kepada pihak ketiga atau menggunakannya untuk menargetkan iklan.
Facebook juga bilang tidak akan menyadap data pribadi seperti pesan, sandi, dan jejak situs web yang pernah dikunjungi.
Namun, Facebook mengatakan bisa membagikan fakta bahwa pengguna berpartisipasi dalam program dengan "mitra resmi" dan juga dapat berbagi data agregat dengan pihak ketiga.
Meskipun aplikasi Studi tidak akan diintegrasikan ke dalam akun pengguna Facebook, aplikasi akan mendapatkan akses ke informasi Facebook pengguna seperti usia, jenis kelamin, dan bagaimana mereka menggunakan produk Facebook.
Peserta Studi dapat memilih keluar dari aplikasi kapan saja, tetapi perusahaan akan menyimpan informasi yang telah dikumpulkannya.
Aplikasi Studi hanya bisa diakses oleh pengguna yang berumur 18 tahun ke atas, serta bakal tersedia hanya di sistem operasi Android.
Jika "riset" Facebook telah kelar, pengguna bakal dibayar lewat PayPal. Oleh karena itu, pengguna aplikasi ini umurnya tidak boleh di bawah 18 tahun. Sayangnya, Facebook belum buka mulut terkait jumlah uang yang dibayarkannya.
Dengan aplikasi penelitian sebelumnya, yang telah dimatikan karena diprotes pengguna, Facebook membayar kartu hadiah US$ 20 setiap bulan kepada pengguna.
Share: