
Foto: Walden Kirsch/Intel Corporation
Foto: Walden Kirsch/Intel Corporation
Tel Aviv, Cyberthreat.id – Intel Corp membantu kalangan pemuda di Israel untuk mempelajari dan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dan sistem otonom dalam sebuah proyek rintisan yang diluncurkan Minggu (16 Juni 2019).
Program selama 20 pekan itu disebut dengan Ignite yang menawarkan dukungan bisnis dan teknis hingga 15 perusahaan baru. Untuk saat ini, Intel tidak akan mengambil saham ekuitas di perusahaan rintisan, tapi mungkin baru melakukannya ke depan.
Intel tahun ini telah menginvestasikan sekitar US$ 11 miliar (sekitar Rp 157,6 triliun) untuk memperluas operasi usahanya di Israel. “Israel memiliki basis keterampilan dalam bidang AI, sistem otonom, dan teknologi mendasar yang penting bagi perubahan ini, yang menjadikan pilihan alami untuk meluncurkan program Ignite kami,” kata CEO Intel Corp Bob Swan seperti dinukil dari Reuters.
Intel sendiri telah menghabiskan US$ 15,3 miliar (sekitar Rp 214,9 triliun) untuk membeli perusahaan teknologi kendaraan otonom Israel Mobileye dua tahun lalu.
“Saya sama sekali tidak menyesal dengan mengakuisisi Mobileye,” kata Swan yang menambahkan bahwa sejak pembelian itu, Mobileye justru telah menggandakan penetrasi ke dalam industri kendaraan penggerak otonom.
Menyangkut pasar besar China dan Huawei sebagai pelanggan utama Intel, Swan mengatakan, tetap mengikuti aturan yang bulan lalu dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Huawei Technologies Co. Ltd masuk dalam daftar hitam perusahaan (daftar entitas) yang dilarang membeli komponen dan suku cadang teknologi dari AS.
“Apa yang ingin kami lakukan adalah sangat fokus melayani pelanggan di seluruh dunia, tetapi pada yang sama mematuhi aturan. Kam tidak mengirimkan apa pun yang ditentukan pada daftar entitas,” ujar Swan.
Share: