IND | ENG
Kominfo Diam-diam Hapus Konten yang Sebut Bobolnya Database Polri Sebagai Hoaks

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Foto: Istimewa)

Kominfo Diam-diam Hapus Konten yang Sebut Bobolnya Database Polri Sebagai Hoaks
Yuswardi A. Suud Diposting : Sabtu, 20 Juni 2020 - 16:23 WIB

Jakarta, Cyberhtreat.id - Pengelola situs kominfo.go.id milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ternyata diam-diam telah menghapus konten yang menyebut informasi soal bobolnya database personil Polri sebagai hoaks.

Diakses pada Sabtu siang (20 Juni 2020), konten yang sebelumnya berupa artikel berjudul,"[HOAKS] Seseorang Mengklaim Sudah Berhasil Membobol Data Seluruh Anggota Polri" kini sudah kosong. Di layar, hanya muncul halaman kosong. Tidak ada keterangan apa pun terkait menghilangnya konten tersebut. (Cek di sini: https://kominfo.go.id/content/detail/27179/hoaks-seseorang-mengklaim-sudah-berhasil-membobol-data-seluruh-anggota-polri/0/laporan_isu_hoaks)


Tampilan terkini pada tautan yang sebelumnya berisi laporan dari Teguh Aprianto diidentifikasi sebagai hoaks oleh Kominfo

Sebelumnya, pada 17 Juni lalu, tautan itu menegaskan bahwa informasi yang disampaikan oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto terkait bobolnya database Polri adalah hoaks. Tautan itu juga dilengkapi dengan tangkapan layar cuitan Teguh Aprianto dan diberi cap hoaks oleh Kominfo.

Sekedar informasi, untuk media massa online yang melakukan kekeliruan dalam pemberitaan diwajibkan membuat ralat atau klarifikasi atas kekeliruan tersebut. Aturan itu tertuang dalam Pedoman Media Siber yang dibuat oleh Dewan Pers.

Namun, tidak diketahui pasti apakah lembaga pemerintah seperti Kementerian Kominfo bebas-bebas saja menghapus konten yang keliru tanpa memberi klarifikasi apa pun di websitenya. Terlebih, konten tersebut telah direproduksi oleh media massa yang menganggap situs Kominfo sebagai sumber informasi yang kredibel.

Situs Merdeka.com, misalnya, dalam artikel tertanggal 18 Juni 2020 menulis  "CEK FAKTA: Hoaks Informasi Hacker Membobol Data Internal Polri."

Artikel itu dilengkapi dengan gambar cuitan Teguh Aprianto yang telah diberi stempel hoaks oleh Kominfo.

Seperti Kominfo, artikel itu menyimpulkan bahwa "Informasi kebocoran data internal Polri adalah hoaks. Polisi memastikan tidak ada pembobolan data internal Polri. Polisi juga terus memburu penyebar hoaks tersebut."

Ditanya Cyberthreat.id apakah dirinya telah dihubungi oleh Kominfo terkait hal itu, Teguh mengatakan tidak ada pemberitahuan atau klarifikasi apa pun. 

"Ga ada, dan baru dicek memang sudah hilang," kata Teguh menjawab Cyberhtreat.id, Sabtu (20 Juni 2020).

Teguh Aprianto sendiri telah memenuhi panggilan penyidik Bareskrim Mabes Polri pada 17 Juni lalu. Dalam pertemuan itu, Teguh mengatakan tidak ada penyangkalan dari penyidik. Menurut Teguh, mereka bahkan berterima kasih telah diberi tahu terkait bobolnya database Sistem Informasi Personil Polri (SIPP) yang memuat data pribadi dan riwayat karir personil Polri seluruh Indonesia. (Baca: Cerita Teguh Ethical Hacker Beberkan Bobolnya Database Polri: Didatangi Polisi Hingga Stempel Hoaks dari Kominfo)

Teguh memperkuat laporannya dengan menunjukkan sebuah video dari pelaku yang diunggah di situs golife.io dan dapat diakses publik.

Pada video itu terlihat pelaku masuk ke Sistem Informasi Personel Polda Sumatera Selatan menggunakan username 'infopers'. Pada bagian kiri atas ada keterangan waktu akses pada 16 Juni 2020 pukul 04.25:33.

Pelaku terlihat dengan bebas bisa mengakses database informasi riwayat hidup personil Polda Sumsel layaknya seorang admin.

Pada layar, ada pula informasi yang menyebutkan database tersebut berisi data 14.785 personil aktif, 909 personel di luar Satker, 31 personil yang sedang pendidikan, 1.594 personil pensiun, 515 personil meninggal, 9.081 jabatan aktif, dan beberapa data lain.

Menurut Teguh, dirinya tergerak untuk melaporkan hal itu ke polisi lantaran menganggap berbahaya jika database personil Polri jatuh ke tangan orang tak berhak.

"Karena saya menganggap ini sebagai sesuatu yang berbahaya, saya kemudian membuat sebuah cuitan di Twitter. Tujuannya untuk memberikan peringatan kepada Polri bahwa SIPP milik mereka dibobol oleh seseorang yang belakangan berhasil diidentifikasi sebagai orang berkewarganegaraan Iran. Yang menjadi fokus perhatian saya, data personel Polri adalah data yang sangat sensitif, jika kemudian yang mendapatkan akses ini adalah orang-orang yang tidak baik, maka keselamatan anggota mereka bisa jadi dalam bahaya. Bahkan bisa jadi ini kemudian menjadi isu keamanan nasional," tulis Teguh.  

Itu sebabnya, Teguh kemudian mengunggah informasi itu di Twitter sembari mencolek Divisi Humas Mabes Polri.

"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari dan mengganti data anggota Polri tersebut. Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya udah bocor :(," cuit Teguh sembari melampirkan sampel database yang bocor.

Mabes Polri sendiri kini telah mematikan sementara server SIPP. Teguh menduga itu dilakukan Polri untuk membenahi keamanannya.

"Mungkin ini diperlukan karena hampir seluruh SIPP milik POlri sudah di-crawl oleh Google dan tautannya bisa ditemukan oleh publik," kata Teguh.[]

Berita terkait:

 

#polri   #kebocorandata   #database   #SIPP

Share:




BACA JUGA
BSSN Serahkan Sertifikat Akreditasi Penyelenggara Program Pelatihan Keamanan Siber Kepada Pusdik Intelijen Polri
Bawaslu Minta KPU Segera Klarifikasi Kebocoran Data, Kominfo Ingatkan Wajib Lapor 3x24 Jam
BSSN Serahkan Laporan Investigasi Awal Dugaan Kebocoran DPT Pemilu
BSSN Lakukan Forensik Digital Dugaan Kebocoran Data KPU
Data Pemilih Bocor di Situs KPU, Bareskrim Polri Tutup Akses Sidalih