
CEO TikTok, Kevin Mayer | Business Insider
CEO TikTok, Kevin Mayer | Business Insider
Cyberthreat.id - Raksasa media sosial TikTok bermitra dengan ratusan universitas, pakar, dan badan amal berencana membuat konten pendidikan yang akan menjadi layanan platform tersebut. English Heritage, The Prince’s Trust, dan University of Cambridge adalah beberapa mitra yang akan memproduksi konten khusus pada saat peluncuran nanti.
Kontributor lainnya termasuk aktor, penyanyi, dan psikolog yang bekerja menyatukan berbagai keterampilan. Sejumlah pakar menilai langkah yang diambil TikTok dengan bergerak ke pasar pendidikan sangat menarik bagi tren pembelajaran mikro.
TikTok telah diunduh lebih dari dua miliar pengguna di iOS dan Android sejak diluncurkan secara global pada tahun 2017. Layanan TikTok memungkinkan pengguna untuk membuat video dengan durasi lebih dari 15 detik disertai latar belakang musik atau lagu.
TikTok yang dianggap sukses membangun platform "user-generated entertainment videos" kini berniat menggabungkan konten pendidikan yang diproduksi secara profesional. Ini akan menandai semacam perubahan besar karena perusahaan berupaya untuk membuat variasi kontennya.
Saat peluncurannya nanti, fitur pendidikan TikTok menyertakan aktor Inggris, Sean Sagar, yang akan membagikan tips tentang persiapan untuk audisi dan akting. Sementara presenter TV dan ahli matematika, Rachel Riley, akan berkontribusi dalam mengembangkan keterampilan matematika.
Rich Waterworth, Manajer TikTok untuk wilayah Eropa, mengatakan telah menyaksikan minat pengguna terhadap video pendidikan terus meningkat. Salah satu buktinya adalah kemunculan tagar #LearnOnTikTok yang jumlahnya lebih dari 7 miliar.
"LearnOnTikTok bicara tentang bagaimana kami berinvestasi bersama mitra dan pembuat konten di tengah luasnya konten profesional... Kami berpikir tentang bagaimana menerapkan kekuatan TikTok untuk belajar: efek, audio, transisi, alat yang akan membuatnya sangat menarik dan menyenangkan. Membuat orang senang belajar," kata Rich kepada BBC, Kamis (18 Juni 2020).
Mantan Bos Disney di TikTok
Manajer media sosial English Heritage, Martin Jefferies, mengatakan upaya TikTok untuk menjangkau anak-anak muda akan membuka peluang eksplorasi terhadap berbagai jenis konten. English Heritage adalah sebuah badan amal yang mengelola lebih dari 400 website bersejarah di Inggris.
"Kami berpikir TikTok adalah tempat yang aman untuk mengeksplorasi cerita-cerita penting bagi kaum muda. Jadi, hal-hal seperti sejarah kelam, cerita LGBTQ dari beberapa situs kami, kemudian sejarah perempuan - Ini rasanya seperti lingkungan yang aman dan ramah." kata Martin dilansir BBC.
Menurut Martin, TikTok akan semakin kaya layanan karena konten yang dibuat ratusan juta pengguna bakal dipadukan dengan konten pendidikan.
Jamie MacEwan, analis riset Enders Analysis, menyinggung peran mantan kepala streaming Disney mengambil alih kemudi di TikTok. Kevin Mayer, mantan bos Disney yang kini menjabat sebagai CEO TikTok. Ini dianggap sebagai sinyal dan arah baru untuk platform tersebut.
"TikTok ingin memperluas daya tariknya dan kami akan melihat konten yang lebih terstruktur, lebih maju di masa depan. Ini terkait dengan CEO baru, Kevin Mayer, yang berasal dari Disney. Kami mengenalnya sebagai pembuat kesepakatan untuk konten dan kami melihat lebih banyak kemitraan ke depan," ujar Jamie.
Kevin Mayer adalah orang dibalik kesuksesan peluncuran layanan streaming Disney pada pada bulan November 2019. Layanan streaming itu dikenal Disney Plus dan sekarang memiliki lebih dari 50 juta pelanggan. Mayer juga dianggap sebagai tokoh kunci dalam akuisisi perusahaan Lucasfilm, Pixar, dan Marvel.
Dr Elizabeth Hidson, seorang dosen senior bidang pendidikan University of Sunderland, memprediksi platform TikTok akan mengikuti tren yang sudah ada dalam pembelajaran online.
"Sebagian besar dari kita akan terbiasa dengan gagasan online untuk menemukan video instruksional," katanya.
"Gagasan pembelajaran seperti ini sudah mapan dalam pendidikan online - kami menyebutnya pembelajaran mikro." []
Redaktur: Arif Rahman
Share: