
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Koalisi Teknologi meluncurkan Project Protect untuk memerangi pelecehan seksual anak secara online. Mega koalisi ini diikuti raksasa teknologi global seperti Google, Facebook, Apple, Twitter, Snapchat, Wattpadd, Adobe, Amazon, Cloudflare, Dropbox, Flickr, GoDaddy, Microsoft, Paypal, Roblox, Verizon Media, Vsco, dan Yubo.
Project Protect diluncurkan setelah Koalisi Teknologi melakukan konsultasi mendalam dengan lebih dari 40 ahli Child Sexual Exploitation and Abuse (CSEA) di seluruh dunia. Proyek ini merupakan sebuah rencana besar untuk memerangi pelecehan seksual anak sekaligus bentuk komitmen berkelanjutan dalam mencegah dan memberantas pelecehan seksual anak di internet.
Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan proyek ini akan menyatukan berbagai macam inovasi dan pemikiran dari seluruh industri teknologi untuk mengatasi masalah serius yang tidak dapat diselesaikan oleh satu perusahaan pun, yakni ekploitasi dan pelecehan anak online.
"Facebook dengan bangga membantu memimpin inisiatif ini yang kami harap akan mengarah pada perubahan nyata yang menjaga anak-anak tetap aman," ungkap Sandberg di situs Koalisi Teknologi, Rabu (10 Juni 2020).
VP of Trust & Safety Twitter, Del Harvey, mengungkapkan, Twitter menyambut baik upaya Koalisi Teknologi dalam mengajak berbagai platform teknologi untuk berkolaborasi memerangi eksploitasi dan pelecehan seksual anak secara online.
Menurut Del Harvey, pilar-pilar yang diluncurkan dalam Project Protect hari ini adalah langkah penting lainnya dalam mendorong aksi kolektif lintas industri, pemerintah, dan masyarakat sipil.
"Twitter memiliki kebijakan tanpa toleransi untuk konten eksploitasi seksual anak. Setiap enam bulan kami menerbitkan angka yang merinci berapa banyak akun yang kami hapus dan laporkan. Sebagian besar terdeteksi oleh alat dan teknologi internal kami," ujar Del Harvey.
Empat Pilar Koalisi
Ada empat hal utama yang akan dilakukan Koalisi Teknologi dalam memerangi pelecehan seksual anak online. Berikut empat pilar tersebut:
1. Koalisi Teknologi akan menjalankan rencana lima pondasi strategis untuk memperkuat pendekatan lintas-industri dalam memerangi eksploitasi dan pelecehan seksual anak online, menerapkan struktur, model keanggotaan, dan penempatan staf/karyawan yang diperlukan untuk mendukung tujuan jangka panjang.
Kelima pondasi itu adalah inovasi teknologi; tindakan kolektif; penelitian independen; berbagi informasi & pengetahuan; serta tranparasi dan akuntabilitas.
2. Meningkatkan dana penelitian dan inovasi untuk membuat peralatan teknologi yang diperlukan untuk memberantas eksploitasi dan pelecehan seksual anak online.
3. Koalisi Teknologi akan berkomitmen untuk menerbitkan Laporan Kemajuan Tahunan tentang upaya industri untuk memerangi eksploitasi dan pelecehan seksual anak online.
4. Koalisi teknologi akan membuat forum tahunan untuk para pakar yang menyatukan industri, pemerintah, dan masyarakat sipil berbagi praktik terbaik dan menggerakkan tindakan kolektif.
Lima belas tahun yang lalu, Koalisi Teknologi dibentuk ketika para pemimpin industri berkumpul untuk memerangi eksploitasi anak.
"Kami percaya, pada waktu itu, seperti yang kami lakukan sekarang, bahwa bekerja bersama akan bersampak lebih besar dalam memerangi kejahatan yang mengerikan ini daripada bekerja sendirian," tegas Koalisi Teknologi di situsnya.
Produk Bersama
Dalam satu dekade terakhir, perusahaan anggota Koalisi Teknologi telah membuat kemajuan dengan pengembangan dan peluncuran teknologi inovatif untuk memerangi CSEA online. Sebagai contoh, PhotoDNA, kolaborasi antara Microsoft dan Dartmouth, digunakan oleh organisasi di seluruh dunia untuk mendeteksi, mengganggu, dan melaporkan jutaan gambar eksploitasi seksual anak.
Selain itu, ada juga API Keamanan Konten Google secara efektif meningkatkan kemampuan LSM dan perusahaan teknologi lainnya untuk meninjau konten yang berisi eksploitasi dan pelecehan seksual anak dalam skala besar.
Kemudian teknologi pencocokan foto dan video open source Facebook yang memungkinkan perusahaan untuk membantu menjaga layanan mereka aman dan memungkinkan sistem berbagi hash untuk saling berkomunikasi serta membuat sistem lebih kuat.
Namun, sudah banyak yang berubah pada tahun 2020 ini. Tantangan untuk menjaga internet menjadi tempat yang aman semakin meningkat. Akibatnya, alat (tools) teknologi yang digunakan untuk mendeteksi dan melaporkan konten eksploitasi dan pelecehan seksual anak harus lebih canggih. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: