
Tokyo Electron. Foto: Fortune.com
Tokyo Electron. Foto: Fortune.com
Tokyo, Cyberthreat.id – Tokyo Electron Limited (TEL), pemasok peralatan semikonduktor nomor tiga di dunia, menyatakan, tidak akan lagi memasok barang ke mitranya di China yang masuk daftar hitam AS.
Keputusan itu menunjukkan bagaimana upaya AS untuk melarang penjualan teknologi ke perusahaan-perusahaan China, termasuk Huawei, serta menjerat perusahaan-perusahaan non-AS yang tidak diwajibkan untuk mengikut hukum AS, demikian tulis Japan Today yang diakses Jumat (14/6/2019).
Seperti diketahui, perseteruan dagang antara AS dan China berbuntut pada dilarangnya Huawei Technologies masuk pasar AS. Perusahaan teknologi telekomunikasi China itu telah masuk daftar hitam di AS. Google dan Facebook menyatakan telah memutus hubungan bisnis sejak keluarnya kebijakan yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.
“Kami tidak akan berbisnis dengan klien China,” ujar pejabat eksekutif Tokyo Electron Jepang.
“Sangat penting bagi kami bahwa pemerintah dan industri AS melihat kami sebagai perusahaan yang adil,” demikian pejabat tersebut mengutip kemitraan panjang dengan Tokyo Electron dengan AS sejak 1960; kala itu sebagai importir peralatan AS. Pejabat tersebut enggan dikutip namanya mengingat sensitivitas masalah ini.
Tokyo Electron mengendalikan hampir 90 persen pasar untuk pengembang microchip di dunia. Perusahaan memiliki saingan langsung dengan Applied Materials dan Lam Research di sejumlah segmen.
Produsen chip lain asal Jepang juga dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk berhenti memasok barang ke perusahaan China yang dilarang AS. Mereka tidak ingin mengambil risiko dengan tetap berbisnis dengan perusahaan yang dilarang AS, tulis Japan Today.
Pejabat Tokyo Electron tidak menjelaskan detail nama-nama kline China, apakah termasuk Huawei atau tidak. Namun, produsen chip memori, Fujian Jinhua Integrated Circuit Co, saat ini masuk dalam daftar perusahaan yang tidak dapat membeli barang-barang teknologi dari perusahaan China. Fujian Jinhua belum membalas permintaan komentar yang dikirimkan melalui email.
Perancang semikonduktor (chip) asal Inggris, ARM, yang sahamnya juga dimiliki oleh SoftBank Jepang, telah lebih dulu menghentikan hubungan dengan Huawei. Hal ini tentu saja menyulitkan Huawei untuk membuat smartphone baru ke depan.
Sementara, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, pemimpin global produsen chip untuk Huawei, mengatakan, akan tetap mendukung dan memasok barang-barang ke Huawei.
Share: