
Ilustrasi
Ilustrasi
Cyberthreat.id - Masalah seputar jaringan dan pelacak iklan pihak ketiga - praktik pengumpulan data diam-diam - menjadi sorotan di era digitalisasi dan data. Berkat pelaporan mendalam tentang masalah privasi aplikasi, berbagai percobaan privasi, hingga petisi terhadap penyalahgunaannya, praktik pengumpulan data semakin banyak ketahuan dan lembaga berwenang melakukan penegakan hukum.
Tahun lalu Apple melarang penggunaan jaringan pihak ketiga dan pelacak di aplikasi iOS yang ditujukan untuk anak-anak. Kebijakan ini dikeluarkan Apple sebagai argumen tandingan terhadap pemasaran Apple tentang iPhone yang ingin mendapat predikat sebagai perangkat sadar privasi.
HyperBeard bukan perusahaan teknologi pertama yang didakwa dengan pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak-anak (Children's Online Privacy Protection Act/COPPA) oleh Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat (AS).
Dua contoh yang mendahuluinya adalah raksasa YouTube dan Musical.ly (TikTok). Masing-masingnya dipaksa membayar sanksi denda sebesar $ 170 juta (Rp 2,8 triliun) dan $ 5,7 juta (Rp 89,2 miliar) pada tahun 2019.
Sebagai perbandingan, sanksi denda terhadap HyperBeard yang diputuskan FTC baru-baru ini paling sedikit. Memang kasusnya berbeda dari platform video (seperti YouTube dan TikTok) karena HyperBeard tidak menangani pengumpulan data, tapi mengizinkan jaringan iklan untuk melakukannya.
Tindakan FTC terhadap HyperBeard berfungsi sebagai peringatan bagi pengembang aplikasi lain yang selama ini "menipu". Baik HyperBeard, YouTube, dan TikTok sempat mengatakan aplikasi tidak dimaksudkan untuk anak-anak, tetapi itu tidak membebaskan mereka dari mengikuti aturan/pedoman COPPA. Faktanya, aplikasi tersebut jelas-jelas menargetkan anak-anak.
Selain itu, pembuat aplikasi juga harus bertanggung jawab atas praktik pengumpulan data dari jaringan iklan pihak ketiga. Bahkan, jika aplikasi itu sendiri tidak menyimpan data pribadi anak di server sendiri.
"Jika aplikasi atau situs web Anda ditujukan untuk anak-anak, Anda harus memastikan orang tua berada di dalam lingkaran sebelum Anda mengumpulkan informasi pribadi anak-anak," kata Andrew Smith, Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, dalam sebuah pernyataan.
"Ini termasuk mengizinkan orang lain, seperti jaringan iklan untuk mengumpulkan pengidentifikasi. Misalnya ID iklan atau cookies, untuk melayani iklan perilaku," katanya.
Menurut Sensor Tower, basis pemasangan/pengguna HyperBeard di bawah 50 juta dan sekitar 12 juta pemasangan hingga saat ini berasal dari judul game paling populer, Adorable Home, yang baru diluncurkan pada Januari 2020.
Konsumen AS sejauh ini menyumbang sekitar 18% dari total pemasangan HyperBeard. Diikuti oleh Chinese App Store sebesar 14%. Vietnam menjadi pasar terbesar HyperBeard dengan hampir 24% dari semua pemasangan sejak Januari 2020, sementara AS turun ke posisi 7 secara keseluruhan, dengan pangsa 7%. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: