IND | ENG
Media Sosial Dinilai Telah Mengikis Nilai-nilai Pancasila

Ilustrasi

Media Sosial Dinilai Telah Mengikis Nilai-nilai Pancasila
Oktarina Paramitha Sandy Diposting : Jumat, 05 Juni 2020 - 12:01 WIB

Cyberthreat.id - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan generasi milenial harus menggunakan media sosial sebagai ajang untuk menyebarkan dan sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Saat ini dukungan terhadap Pancasila terus tergerus karena adanya disrupsi teknologi informasi. Fakta itu, kata dia, terlihat dari munculnya potensi seperti radikalisme dan separatisme di berbagai platform media sosial.

"Sangat penting untuk membangun kesadaran bersama bahwa ada bahaya yang mengancam terkait perkembangan teknologi yang ada saat ini, salah satunya sosial media," kata Moeldoko dalam Webinar bersama Sobat Cyber Indonesia, Selasa (2 Juni 2020).

Salah satu yang menggerus nilai Pancasila adalah kemunculan berbagai hoax yang disebarluaskan di platform media sosial seperti Twitter dan Facebook. Hoax yang merusak pikiran manusia paling banyak bersentuhan dengan isu sosial politik dan Sara. Dua hal tersebut merupakan isu yang sangat sensitif di Indonesia.

"Dengan banyaknya hoax yang beredar di media sosial, maknanya kita harus prihatin, terlebih hoax ini banyak sekali di sektor sosial politik dan Sara yang dapat mempengaruhi pancasila."

Tantangan lain dari perkembangan teknologi informasi adalah Pancasila berhadapan langsung dengan berbagai paham seperti radikalisme, komunisme, separatisme dan sebagainya. Itu sebabnya perlu dilakukan upaya-upaya membuat pancasila menjadi arus utama bagi generasi millenial.

"Pancasila bersifat lintas generasi dan lintas perkembangan sejarah politik dan ekonomi. Pancasila sebagai ideologi harus terbuka dengan nilai-nilai baru, namun identitas dasar tetap digunakan sebagai pedoman hidup bernegara dan bermasyarakat."

Saat ini negara punya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang salah satu fungsinya adalah menyebarluaskan prinsip dan nilai Pancasila ke masyarakat. Menurut Moeldoko, BPIP harus bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana komunikasi yang efektif menyampaikan nilai-nilai pancasila ke generasi millenial yang dikenal melek teknologi dan akrab dengan era digital.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan paham radikalisme yang terus berkembang membuat kelompok teror memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarluaskan pahamnya.

Media sosial, kata Boy Rafli, digunakan untuk online training hingga melakukan aksi teror mengatasnamakan bela negara. Seolah-olah berjuang untuk kepentingan agama yang sebenarnya telah disesatkan oleh paham radikal. Inilah yang menjadi tantangan terbesar saat ini dan ke depannya. 

"Generasi milenial sudah banyak banyak dipengaruhi informasi global. Ini tantangan kita dalam ber-Pancasila di era sekarang, khususnya anak muda. Kita kikis habis pemikiran intoleran dengan nilai-nilai Pancasila," kata Boy Rafli Amar.

Pancasila juga dianggap sebagai moral publik bangsa Indonesia dalam konteks kekinian. Itu sebabnya perlu usaha keras untuk menanamkan nilai-nilainya, merawat nilai-nilainya, menyuburkan nilai-nilainya, hingga kelak bangsa ini akan memetik hasil panennya. []

Redaktur: Arif Rahman

#Mediasosial   #kantorstafkepresidenan   #BNPT   #internet   #onlinetraining   #keamananinformasi   #Moeldoko   #boyrafliamar   #Facebook   #twitter

Share:




BACA JUGA
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Tingkatkan Kecepatan Internet, Menkominfo Dorong Ekosistem Hadirkan Solusi Konkret
Tingkatkan Kualitas Layanan Telekomunikasi, Kominfo Siapkan Insentif dalam Lelang Low Band
Layanan BTS 4G Daerah 3T Fasilitasi PBM dan Kegiatan Masyarakat