IND | ENG
Hacker Beraksi di Kerusuhan AS, Website Diserang dan Polisi Diancam

Ilustrasi

Hacker Beraksi di Kerusuhan AS, Website Diserang dan Polisi Diancam
Tenri Gobel Diposting : Senin, 01 Juni 2020 - 17:16 WIB

Cyberthreat.id - Sebuah video yang mengaku berasal dari kelompok peretas (hacker) Anonymous diunggah ke halaman Facebook pada Jumat (28 Mei 2020). Video itu mengkritik Kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat (AS), terkait kematian George Floyd sehari sebelumnya.

Saat kerusuhan sipil meluas dan eskalasi meningkat di kota-kota AS, hacker yang berafiliasi tersebut merilis sebuah video mengancam Kepolisian Minneapolis (MPD). Mereka mengancam akan mengekspos berbagai kejahatan yang dilakukan MPD.

Video berjudul 'Anonymous Message To The Minneapolis Police Department' itu sudah ditonton hingga 2,7 juta orang dengan 6,7 ribu komentar. Video berdurasi 3 menit 58 detik itu berisi montase rekaman berita dan narator mengenakan hoodie dan bertopeng Guy Fawkes - yang merupakan simbol kelompok perlawanan terkenal - lengkap dengan suara yang disamarkan.

Narasi dalam video menuduh MPD memiliki rekam jejak yang mengerikan tentang kekerasan dan korupsi. Disebutkan bahwa pembunuhan George Floyd adalah "puncak gunung es." Video selanjutnya mengklaim para hacker bertindak setelah banyak pembunuhan yang dilakukan MPD dalam beberapa tahun terakhir.

"Sayangnya, dalam sebagian besar pembunuhan polisi, satu-satunya yang masih hidup untuk menceritakan kisah tersebut adalah petugas yang mengambil nyawa orang tersebut," kata narator dalam video Anonymous dilansir Forbes, Minggu (31 Mei 2020).

"Pengkhianatan ini sudah berlangsung terlalu lama ... dan sekarang orang sudah merasa cukup."

Anonymous menampilkan berbagai sorotan media terhadap kelompok-kelompok aktivis dalam beberapa tahun terakhir. Kemudian memperlihatkan serentetan penangkapan serta video dramatis lainnya. Ancaman dari kelompok hacker ini menjadi hidup setelah situs web MPD tidak dapat diakses pada Sabtu (30 Mei 2020) malam.

Serangan terhadap website terjadi ketika pengunjuk rasa di kota-kota AS berkumpul memprotes kekerasan polisi yang ditujukan pada orang kulit hitam Amerika. 

Pada Minggu (31 Mei 2020) pagi, situs itu kembali beroperasi, tetapi pengguna diminta menyelesaikan captcha guna memastikan mereka tidak menggunakan bot otomatis yang mengatur serangan DDoS.

Hacker Anonymous mengklaim tidak bertanggung jawab atas down-nya situs web tersebut, tetapi akun yang menyebut dirinya berafiliasi dengan grup tersebut me-retweet berita bahwa situs itu down. Jika beberapa anggota kelompok itu bertanggung jawab terhadap situs MPD yang down, ini menunjukkan bahwa serangan botnet terjadi dalam waktu singkat.

Liputan media setelah kematian George Floyd sebenarnya dapat dilihat korelasinya dengan aksi kelompok Anonymous tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Cyjax CISO Ian Thorton-Trump bahwa setiap protes, seperti yang terjadi di AS sekarang, bisa menjadi gerakan global instan di televisi dan media sosial secara global.

"Pertanyaan sebenarnya apakah protes online atau offline akan membuat perbedaan. Apakah orang-orang akan melihat perubahan," ujarnya. []

Redaktur: Arif Rahman

#Anonymous   #hacker   #kerusuhanAS   #Facebook   #mediasosial   #disinformasi   #serangansiber   #DDoS   #internet

Share:




BACA JUGA
Microsoft Ungkap Aktivitas Peretas Rusia Midnight Blizzard
Penjahat Siber Persenjatai Alat SSH-Snake Sumber Terbuka untuk Serangan Jaringan
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Survei APJII, Pengguna Internet Indonesia 2024 Mencapai 221,5 Juta Jiwa
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf