IND | ENG
Disrupsi di Era Covid-19, Transaksi Narkoba Via Medsos, Dark Web, hingga Di-enkripsi

Ilustrasi

Disrupsi di Era Covid-19, Transaksi Narkoba Via Medsos, Dark Web, hingga Di-enkripsi
Arif Rahman Diposting : Senin, 01 Juni 2020 - 11:12 WIB

Cyberthreat.id - Laporan terbaru Europol bersama European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction (EMCDDA) menyatakan kelompok kejahatan terorganisir tetap aktif dan semakin tangguh dalam menjalankan bisnisnya dengan "mengadaptasi model transportasi, rute perdagangan, dan metode penyembunyian" selama pandemi Covid-19.

Dua lembaga itu berkolaborasi untuk meningkatkan pemahaman tentang perkembangan pasar obat-obatan selama Covid-19 serta dampaknya terhadap keamanan internal dan kesehatan masyarakat Uni Eropa.

EMCDDA mengumpulkan informasi melakui survei dan jajak pendapat secara online dari ahli narkoba di berbagai negara anggota Uni Eropa. Europol melakukan pengumpulan intelijen dan operasional tentang kejahatan terorganisir serta pemantauan terstruktur dari informasi sumber terbuka.

Menurut laporan tersebut, gangguan pada rantai pasokan perdagangan narkoba di Eropa sebagian besar terletak pada proses distribusi. Ini terjadi karena wilayah Benua Biru menerapkan physical distancing akibat Covid-19.

Selama ini transaksi narkoba di jalanan dipengaruhi pergerakan/mobilitas namun pembatasan sosial akibat pandemi membuat konsumen dan pengedar narkoba mencari metode alternatif.

"Termasuk menggunakan pasar Dark Net, media sosial, dan aplikasi komunikasi terenkripsi dengan pembayaran non-tunai (cashless) serta sedikit interaksi tatap muka," tulis Europol di situsnya, Jumat (29 Mei 2020).

Meskipun bisnis logistik terpengaruh banyak oleh Covid-19, tetapi pergerakan sejumlah besar obat-obatan di negara UE tidak berhenti. Memang ada kontrol ketat di setiap perbatasan namun transportasi barang komersial di seluruh Eropa masih berkelanjutan.

Perdagangan narkoba dengan pengiriman laut terus berlanjut pada tingkat yang mirip dengan periode pra-pandemi. Untuk penyelundupan melalui angkutan penumpang udara mengalami gangguan cukup rumit.

Perdagangan kokain melalui kontainer pengiriman maritim berlanjut pada tingkat yang sebanding dengan 2019. Perdagangan heroin tampaknya terus berlanjut di sepanjang rute yang sudah banyak diketahui (misal Rute Balkan).

Covid-19 telah mengganggu rantai pasokan narkoba jenis ganja dari Maroko ke wilayah Uni Eropa. Sementara penimbunan ganja herbal oleh konsumen meningkat sehingga menyebabkan beberapa wilayah kekurangan ganja dan harganya naik.

"Pandemi telah berdampak besar pada kehidupan masyarakat global yang memperlambat ekonomi. Tren ini belum terlihat dalam perdagangan narkoba internasional," kata Direktur Eksekusi Europol, Catherine De Bolle.

Kekurangan narkoba jenis heroin diduga menyebabkan konsumen beralih ke zat alternatif (misalnya Opioid sintetik). Sementara permintaan untuk ganja dan heroin tetap stabil, permintaan untuk obat-obatan sintetis yang kerap digunakan konsumen hiburan malam berkurang signifikan karena penutupan klub malam, pengaturan kehidupan malam, serta pembatasan acara-acara.

Direktur EMCDDA Alexis Goosdeel mengatakan pertumbuhan transaksi online dan komunikasi terenkripsi akan menimbulkan ketegangan saat penegakan hukum. Goosdeel berharap negara-negara di Uni Eropa telah memiliki langkah antisipasi dalam melawan penyebaran narkoba yang memanfaatkan teknologi.

"Dengan mengantisipasi perkembangan ini sejak awal, kita akan lebih siap untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap tantangan baru yang akan kita hadapi," ujar Goosdeel.

#Covid-19   #transaksinarkoba   #mediasosial   #darkweb   #transaksielektronik   #nontunai   #europol

Share:




BACA JUGA
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual
Mengenal Tiga Jenis Doppelganger Pemangsa Reputasi Perusahaan
Melanggar Data Anak-anak, TikTok Didenda Rp5,6 Triliun
Hacker Posting 70 Juta Pelanggan Perusahaan Kacamata Terbesar Dunia