
Teknisi Huawei bekerja membangun Base Transceiver Station (BTS) | Foto: Huawei
Teknisi Huawei bekerja membangun Base Transceiver Station (BTS) | Foto: Huawei
Shenzen, Cybertrheat.id - Raksasa telekomunikasi Huawei mengklaim berhasil mendapatkan 46 kontrak komersial 5G di 30 negara. Bahkan Huawei telah mengirim perangkat untuk membangun 100 ribu Base Transceiver Station (BTS) 5G ke berbagai negara.
"Huawei mengatakan siap untuk penggunaan komersial 5G," kutip pernyataan Huawei dilansir Xinhua Net, Jumat (7/06/2019).
Pengumuman Huawei terjadi di tengah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) kontra China. AS sebelumnya telah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan, termasuk ajakan secara global pemutusan hubungan kerja sama dengan Huawei.
Februari 2018 Huawei berhasil melakukan panggilan pertama di dunia menggunakan jaringan 5G. Pada momen itu Huawei sekaligus meluncurkan perangkat terminal 5G pertama.
Baca: Enam Hal Yang Perlu Diketahui dari Teknologi 5G
"Huawei ingin menjadi yang terdepan karena kami adalah penyedia solusi telekomunikasi terkemuka dan juga pemilik salah satu merek smartphone utama dunia."
Pemerintah China mendukung penuh Huawei lewat serangkaian kebijakan dan regulasi. Meskipun dalam perkembangannya Huawei belum memberikan detail negara mana saja yang telah menandatangani kontrak kerja komersil 5G tersebut.
Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China juga telah memberikan lisensi penggunaan 5G komersil kepada China Broadcasting Network dan tiga operator telekomunikasi milik negara yakni China Mobile, China Telecom dan China Unicom.
Australia dan Selandia Baru sepakat dengan ajakan AS untuk memblokir Huawei dari memasok peralatan untuk jaringan seluler 5G. Eropa lebih cenderung mengikuti ajakan AS meskipun sebenarnya vendor asal China telah menguasai 40 persen pasar Eropa untuk peralatan 5G.
Presiden Rusia Vladimir Putin turut memberikan dukungan kepada Huawei dengan menyebut tindakan negara barat yang dipimpin AS merupakan awal dari perang teknologi.
Share: