
Ilustrasi
Ilustrasi
Jakarta, Cyberthreat.id - Di saat anjuran untuk menetap di rumah (stay at home) marak guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, anak-anak menjadi tidak bisa bermain keluar atau menjalani aktivitas di luar rumah seperti biasanya. Aktivitas di luar rumah kini berganti menjadi digitalisasi yang cukup rumit dan kompleks.
Belajar di rumah semakin mendekatkan anak-anak dengan gadget dan teknologi. Menghentikan aktivitas di luar rumah bukan berarti hubungan sosial mereka terbatas, tetapi justru lebih luas dengan perantara teknologi dan gadget.
Salah satu protokol global saat ini adalah meningkatnya kekhawatiran terhadap anak-anak yang beraktivitas di ruang siber (cyberspace). Anak-anak adalah sasaran empuk kejahatan siber karena mereka melakukan aktivitas seperti livestreaming hingga mengakses media sosial dan berbagai teknologi tanpa pengamanan.
Jika anak anda menggunakan tools baru atau aplikasi baru, maka orang tua harus dengan cepat memeriksa pengaturan keamanan dan pengaturan perlindungan data-data penting anak. Ajarkan anak tentang password yang kuat dan unik termasuk mengajarkan pengelolaan password hingga otentikasi multi-faktor.
Orang tua wajib mewaspadai apa yang di-sharing dan apa saja yang ada dalam pandangan kamera. Masih banyak lagi pengamanan yang bisa dilakukan orang tua.
Sekali lagi, peran dari orang tua sangat krusial!
Bagaimana caranya?
Yuk, simak tips keamanan siber dari program Kampanye Literasi Keamanan SIber (KLiKS) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang dirilis Jumat (8 Mei 2020):
1. Lakukan komunikasi dan edukasi untuk mengajarkan anak tentang pentingnya kata sandi (password), pentingnya privasi dan bahaya perundungan (cyber bullying) dengan teknologi digital.
2. Lakukan pengawasan kepada anak dengan cara membatasi waktu dan tempat anak untuk bermain gawai, serta terapkan pembatasan akses pada situs-situs dewasa. Bertemanlah dengan anak di media sosial dan dampingi anak saat bertemu dengan teman online-nya.
3. Berikan teladan yang baik kepada anak seperti tidak menggunakan gawai sambil mengendarai kendaraan, pada saat makan ataupun menjelang tidur. Ajarkan anak cara berkomunikasi yang baik dan biasakan mengajak anak untuk melihat hal positif dari dunia siber.
4. Berikan hukuman kepada anak saat melanggar aturan yang disepakati. Hal ini bentuk pencegahan agar anak tidak kecanduan menggunakan gawai. []
Redaktur: Arif Rahman
Share: