
WhatsApp | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis
WhatsApp | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis
Cyberthreat.id – WhatsApp, aplikasi pesan instan, memberlakukan batasan terhadap pesan yang teridentifikasi sebagai “sangat diteruskan” (highly forwared) per Selasa (7 April 2020). Pesan kategori ini hanya bisa diteruskan ke satu orang, bukan lima orang seperti sebelumnya.
Pembatasan tersebut, menurut perusahaan milik Facebook Inc., untuk mengurangi penyebaran informasi yang salah (disinformasi) dan berita palsu (hoaks) di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Tahun lalu, WhatsApp mengenalkan tentang konsep pesan yang telah diteruskan berkali-kali. Pesan seperti ini dilabeli dengan “tanda panah ganda” untuk mengindikasikan bahwa pesan tidak berasal dari kontak yang telah meneruskan pesan tersebut.
“Sekarang kami memperkenalkan batas agar pesan-pesan ini hanya dapat diteruskan ke satu chat saja dalam satu waktu,” kata WhatsApp dalam unggahan di blog perusahaan, Selasa.
WhatsApp mengatakan, sejak menetapkan batas penerusan pesan untuk membatasi viralitas pesan, persentase jumlah penerusan pesan turun sebanyak 25 persen secara global.
“Apakah meneruskan pesan merupakan hal yang buruk? Tentu saja tidak. Kami tahu bahwa banyak pengguna meneruskan informasi yang bermanfaat, seperti video lucu, meme, serta renungan atau doa yang bermakna,” tutur perusahaan.
"Akan tetapi, kami telah melihat peningkatan jumlah penerusan [pesan seperti itu] yang signifikan. Para pengguna memberi tahu kami bahwa jumlah tersebut dirasa terlalu banyak dan berkontribusi terhadap penyebaran informasi yang salah,” kata WhatsApp.
“Kami percaya akan pentingnya memperlambat penyebaran pesan seperti ini untuk menjaga agar WhatsApp tetap menjadi tempat berlangsungnya percakapan pribadi.”[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: