
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Sejumlah operator telekomunikasi seluler di Indonesia, seperti Smartfren, Telkomsel, dan XL Axiata, mengakui telah menerima keluhan tentang melambatnya jaringan internet dari para pelanggan.
"Kalau ditanya keluhan, setiap hari dan setiap operator pasti ada keluhan dari pelanggan mulai sinyal, produk, isi ulang, dan lain-lain,” kata Head of Public Relation Smartfren, Ciba Gangga kepada Cyberthreat.id, Selasa (7 April 2020) malam.
Sejak 15 Maret lalu, masyarakat di daerah terdampak wabah Covid-19, seperti Jakarta dan sekitarnya, diimbau untuk menjalankan pembatasan sosial (social distancing). Masyarakat juga diminta untuk lebih banyak bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah guna menghambat penyebaran virus corona. Namun, memasuki pekan ketiga, layanan internet seluler tak seperti yang dijanjikan pemerintah dan operator seluler di awal imbauan pembatasan sosial. Sejumlah pelanggan seluler mengeluhkan koneksi internet yang mulai melambat.
Rahmawati Fauzi, misalnya, gara-gara koneksi internet yang jelek, dirinya harus kehilangan nilai kuis dari dosennya. “Saya pernah karena jaringan sedang jelek kuis saya di email tidak bisa terkirim. Alhasil, nilai kuis saya kosong satu. Belum lagi tugas-tugas yang diberikan, kalau internet gangguan, kan tidak bisa mengerjakan,” kata mahasiswa 21 tahun tinggal di Depok, Jawa Barat, kepada Cyberthreat.id.
“Saya harap sih selama kita masih dianjurkan untuk kuliah dan bekerja di rumah, jaringan internetnya lancar. Jangan sampai karena online begini, kerjaan dan nilai kuliah berantakan karena jaringan yang selalu gangguan,” ia menambahkan.
Selain Rahmawati, keluhan lain juga datang dari Anisa Rahmah. Karyawan startup e-commerce ini mengatakan, selama bekerja dari rumah (work from home/WFH) memang jaringan seluler di awal-awal sangatlah lancar. “Cuma lama-lama semakin lambat ya. Saya coba pakai wi-fi di kos juga malah lebih lambat. Ini sangat mengganggu,” kata perempuan 24 tahun, tinggal di Tebet, Jakarta Selatan.
“Terlebih kalau lagi meeting di Zoom sering gangguan dan terpaksa keluar, lalu masuk lagi karena masalah jaringan yang tidak stabil,” ia menceritakan keluhannya.
Alasan gangguan
Gangga mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan konektivitas internet melambat, antara lain jarak jangkauan pelanggan dengan menara base transceiver station (BTS), banyaknya trafik yang dilayani oleh satu menara BTS, dan kuota internet pelanggan.
“Sejauh ini customer service Smartfren sudah berupaya maksimal memberikan solusi terbaik untuk menangani keluhan setiap pelanggan baik itu via call center atau melalui layanan customer care di media sosial," Gangga menambahkan.
Gangga mengatakan, Smartfren akan terus berupaya untuk melakukan pemantauan guna meningkatkan kualitas layanan internet dan mendukung bekerja dan belajar dari rumah.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro. Menurut dia, Telkomsel secara berkala terus memantau dan menyediakan layanan berkualitas guna menjamin kenyamanan berkomunikasi pelanggan—wujud komitmen Telkomsel sebagai peran penghubung (connectivity enabler).
Setyanto mengatakan, sejauh pantauannya tidak ada gangguan pada jaringan Telkomsel. "Tidak ada gangguan, kalau lambat itu hanya karena trafik jaringan sedang tinggi, tapi setelah itu akan menjadi normal karena memang tidak ada masalah," ujar Setyanto kepada Cyberthreat.id.
Setyanto menambahkan, sejak masyarakat dan pelaku industri mulai menjalankan imbauan beraktivitas dari rumah, Telkomsel mencatat lonjakan trafik komunikasi, khususnya layanan broadband tertinggi mencapai 16 persen.
Sementara itu, Head of External Communications PT XL Axiata Henry Wijayanto, mengatakan perusahaan akan meningkatkan layanan dengan menambah kapasitas jaringan seiring peningkatan trafik harian selama pandemi Covid-19.
"Selama diberlakukannya WFH memang terjadi peningkatan penggunaan layanan data/internet sehingga trafik layanan juga meningkat sekitar 10-15 persen dibandingkan kondisi normal," ujar Henry kepada Cyberthreat.id.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: