
Facebook | Foto: Cyberthreat/Andi Nugroho
Facebook | Foto: Cyberthreat/Andi Nugroho
Jakarta, Cyberthreat.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Johnny G. Plate, menanggapi terkait dengan penutupan puluhan akun di jejaring media sosial Twitter dan Facebook terkait dengan Papua. Akun-akun tersebut ditutup lantaran sebagai media propaganda yang mendukung kebijakan pemerintah Indonesia tentang Papua.
“Katanya ada akun-akun yang terkait dengan berita-berita Papua yang nadanya memberikan apresiasi pada kebijakan Indonesia. Katanya itu di-take down. Kami lagi minta konfirmasi pada Facebook, apa betul ada itu?” ujar Johnny kepada media di kantornya, Jakarta, Selasa (10 Maret 2020).
Menurut Johnny, permintaan konfirmasi tersebut karena dari Kominfo sendiri tidak mengetahui alasan terkait penutupan akun-akun tersebut. “Kalau betul [ditutup], apa alasannya? Kalau tidak beralasan harus up and running lagi. Kalau [penutupannya] beralasan, nanti kami lihat kesalahan atau ketidaksesuaiannya ada di mana,” kata Johnny.
Berita Terkait:
Lebih lanjut, menurut dia, hal-hal yang terkait Papua ialah masalah domestik Indonesia. Oleh karena itu, "Kominfo juga minta platform-platform digital untuk memberitakan itu dalam konteks: masalah Papua adalah masalah dalam negeri Indonesia," ujar dia.
Menurut Johnny, penutupan akun-akun tersebut menjadi kewenangan dari Facebook dan platform digital, “Bagaimana mereka menilai mana yang layak atau tidak layak untuk di-take down,” kata dia.
“Itu sama halnya, jika ada yang tidak sejalan dengan aturan Indonesia, kami [Kominfo] minta kepada platform digital untuk take down. Begitu pula masyarakat atau pihak lain minta take down ke Facebook,” ia menambahkan.
Namun, “Terkait dengan papua, tentu kami bertanya: alasannya apa? Kami meminta klarifikasi, harus fair,” tutur dia.
Sebelumnya diberitakan oleh Reuters pada Kamis (5 Maret 2020), bahwa dua raksasa jejaring sosial, Twitter dan Facebook menutup sekitar 80 akun yang dipakai untuk melakukan propaganda tentang Papua. Akun tersebut diduga terkait dengan sejumlah situs web berita yang mendukung propaganda pemerintah Indonesia.
Twitter menolak untuk berkomentar, tapi Facebook menyatakan bahwa penghapusan akun-akun tersebut karena melanggar standar komunitas dan tengah melakukan penyelidikan internal.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: