IND | ENG
Hoaks Covid-19, Masalah Beruntun Hingga Kejahatan Cyber

Ilustrasi

Hoaks Covid-19, Masalah Beruntun Hingga Kejahatan Cyber
Arif Rahman Diposting : Rabu, 04 Maret 2020 - 15:34 WIB

Cyberthreat.id - Ketua Mafindo Harry Sufehmi mengatakan pihaknya bakalan aktif melakukan bantahan terhadap hoaks dan disinformasi terkait kasus virus Corona (Covid-19). Bantahan terhadap hoaks yang disebut Debunking akan diwujudkan Mafindo dengan membuat website bertajuk Kawal Covid-19 yang akan diluncurkan dalam beberapa hari ke depan.

"Kita Debunking dengan membuat bantahan terhadap hoaks, tapi kemudian tidak cukup sampai di situ karena pihak terkait yang paham juga harus memberikan bantahan dan penjelasan yang benar," kata Harry kepada Cyberthreat.id, Rabu (4 Maret 2020).

Secara teknis, kata dia, bantahan terhadap hoaks dan disinformasi Covid-19 memang sulit dilakukan. Jumlah hoaks yang muncul terlalu banyak dan bisa beranak, tetapi dalam hal ini, yang harus menjadi perhatian menurut Harry adalah berusaha untuk menjernihkan informasi.

Jika dibiarkan, masalah hoaks dan disinformasi bisa jauh lebih parah. Salah satu contoh adalah beredarnya data pribadi korban Covid-19 di media sosial sehingga menjadi pemberitaan dan trending topik. Menurut Harry, masalah itu muncul sebagai akibat minimnya bantahan atau Debunking tersebut.

"Seperti apa sih sumber informasi yang benar sehingga kami dan kita semua harus sosialisasikan. Masalah ini bisa lama dan panjang waktunya sehingga dari sekarang harus ada upaya aktif melawannya."

Harry juga meminta masyarakat tidak asal membagikan informasi jika belum paham. Jika memang belum mengerti persoalan, masyarakat sebaiknya tidak usah melakukan sharing atau posting di media sosial.

"Menyebar data pribadi korban Covid-19 enggak boleh karena efeknya bisa beruntun. Di Singapura itu korban Corona hanya disebutkan pasien nomor 1, 2, 3 dan seterusnya. Enggak diumbar identitasnya karena bikin panik. Usia saja yang disebutkan, nama dan alamat tidak usah."

Sementara itu, dari sisi kejahatan cyber, sejak beberapa waktu lalu telah muncul berbagai modus kejahatan Phishing yang bisa saja mengarah kepada penipuan. Kejahatan ini biasanya muncul dari luar negeri dan bisa bertransformasi di Tanah Air seperti meminta donasi atau sekedar menambang data secara online.

"Korban Covid-19 itu enggak salah, tetapi orang lain juga tidak berhak menyebar data pribadinya yang bisa disalahgunakan."

Di Twitter pembahasan terkait Covid-19 terus mengemuka. Akun @oxfara yang di bio berprofesi sebagai seorang dokter mengatakan, menyebarluaskan data pribadi korban Covid-19 bisa berdampak terhadap munculnya penularan baru. Menurut dia, korban yang terduga ataupun yang sudah positif tertular Covid-19 akan berupaya menutupi penyakit yang sudah dianggap aib ini. 

"Tau ga sih apa hal terburuk kalo pasien yg mengidap Covid-19 datanya disebar&sekarang diekspos media besar2an kayak gini? My guess is habis ini kalo ada yg curiga dirinya kena COVID-19,ga ada yg mau periksa ke RS. Dia akan nutup2in biar ga jd korban stigma & dipermalukan kyk gini," tulis akun @oxfara.

#Mafindo   #Corona   #Covid   #hoaks   #disinformasi   #Debunking   #Phishing

Share:




BACA JUGA
Jaga Kondusifitas, Menko Polhukam Imbau Media Cegah Sebar Hoaks
Menteri Budi Arie Apresiasi Kolaborasi Perkuat Transformasi Digital Pemerintahan
Butuh Informasi Pemilu? Menteri Budi Arie: Buka pemiludamaipedia!
Agar Tak Jadi Korban Hoaks, Menkominfo: Gampang, Ingat BAS!
Menkominfo Imbau Platform Digital Aktif Tekan Sebaran Konten Negatif PemiluĀ