
Salah satu foto yang yang tersebar di jejaring percakapan WhatsApp terkait virus Corona
Salah satu foto yang yang tersebar di jejaring percakapan WhatsApp terkait virus Corona
Cyberthreat.id - Analis intelijen dan keamanan Universitas Indonesia (UI) Stanislaus Riyanta mengatakan masyarakat seharusnya fokus pada informasi resmi yang berasal dari pemerintah terkait merebaknya virus Corona di Indonesia. Pemerintah, kata dia, adalah satu-satunya pihak resmi yang menangani Corona sehingga publik jangan sampai terpancing isu di media sosial.
"Penanganan wabah Corona dilakukan oleh pemerintah, selain itu yang berhak mengambil keputusan adalah pemerintah," kata Stanislaus kepada Cyberthreat.id, Senin (2 Maret 2020).
Stanislaus mengimbau masyarakat jangan sampai percaya kepada narasi-narasi dari sumber lain, terutama yang bertentangan dengan informasi resmi pemerintah kemudian diabaikan. Efek narasi tidak resmi bisa berdampak negatif sementara niat dari pembuat narasi tersebut juga tidak jelas.
"Saya harap pemerintah menyampaikan informasi terkait Corona tetap satu pintu. Menkes sudah melakukan dengan sangat baik dan detail, komunikasi Menkes dengan media juga sangat baik dan informatif bagi publik," ujarnya.
Jika masih ada pihak-pihak yang tetap saja menyebarkan narasi yang tidak resmi, Stanislaus meminta pemerintah perlu mengambil tindakan tegas.
"Ini harus diambil tindakan tegas karena masyarakat sudah panik," kata dia.
Sejauh ini isu yang berseliweran di media sosial terkait wabah Corona di Indonesia menimbulkan ketakutan (paranoid) masyarakat. Isu-isu seperti masyarakat yang memborong sembako hingga narasi menakut-nakuti tentang penularan virus Corona menjadi trending topik.
Sebagai contoh, platform Twitter melambungkan sejumlah tagar terkait Corona bikin panik banyak masyarakat yang masih awam dan kurang informasi. Tagar seperti #CoronaVirusIndonesia, #KamiTidakTakutVirusCorona, hingga #Masker dikomentari, di-retweet, di-sharing tanpa pengetahuan sama sekali.
Masyarakat semakin panik kala disinformasi tentang pencegahan Corona menyebar tidak jelas di aplikasi percakapan seperti WhatsApp. Banyak di-sharing penjualan masker yang habis dan hand sanitizer sudah tidak tersedia sehingga masyarakat semakin parno.
"Pak Menkes Terawan dan pemerintahan @jokowi baiknya menunjuk seseorang/tim yang kompeten di dunia medis untuk menjadi juru bicara publik dlm menghadapi krisis #CoronaVirusIndonesia. Sudahi statement2 denial, perbanyak info mitigasi," tulis akun Twitter @anandabadudu yang mendapat tanggapan luas di Twitter.[]
Share: