
Facebook | Foto: Cyberthreat/Faisal Hafis (M)
Facebook | Foto: Cyberthreat/Faisal Hafis (M)
Washington, Cyberthreat.id – Pengguna Facebook di Jerman mau-mau saja jika data pribadinya dijual ke pihak ketiga asalkan dibayar mahal.
Pengguna di Jerman meminta pembayaran sebesar US$ 8 per bulan (sekitar Rp 111.000) jika platform digital ingin menjual datanya. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan pengguna di Amerika Serikat yang setuju di angka sebesar US$ 3,5 (sekitar Rp 49.000).
Demikian survei yang dilakukan oleh lembaga think thank Technology Policy Institute (TPI), seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26 Februari 2020). TPI termasuk lembaga pertama yang mencoba untuk mengukur seberapa pengguna media sosial menghargai tingkat privasi dan data daringnya.
Survei yang dilakukan di Amerika Serikat, Jerman, Meksiko, Brasil, Kolombia, dan Argentina itu sekaligus merespons keprihatinan perusahaan media sosial/teknologi mengumpulkan dan memonetisasi data pribadi pengguna medsos.
Disebutkan dalam survei, bahwa responden menempatkan informasi keuangan (saldo bank) dan informasi biometrik (sidik jari) sebagai data paling berharga, sedangkan data lokasi dianggap paling tidak berharga.
Untuk harga, responden rata-rata menilai platform harus membayar konsumen sebesar US$ 8,44 per bulan untuk berbagi informasi saldo bank, US$ 7,56 untuk informasi sidik jari, US$ 6,05 untuk membaca teks individu, dan US$5,80 untuk informasi penarikan uang tunai.
Sementara, untuk berbagi data lokasi dan tidak ada iklan melalui pesan teks, responden menghargainya sebesar US$ 1,82.
“Perbedaan seberapa besar nilai orang menghargai privasi dari tipe data tersebut menunjukkan, bahwa orang di beberapa tempat mungkin lebih suka aturan yang lebih lemah, sedangkan orang di tempat lain mungkin lebih suka aturan yang lebih kuat,” kata Scott Wallsten, President and Senior Fellow TPI.
Tak hanya itu, studi juga menemukan konsumen Amerika Latin memiliki kecenderungan preferensi untuk melihat iklan di ponsel cerdas. Ini berbeda dengan halnya pengguna di AS dan Jerman.
Nah, kalau Anda, kira-kira mau enggak data pribadinya dijual?[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: