IND | ENG
Penasihat Trump Sebut Huawei Punya Backdoor di Jaringan 5G

Penasihat Keamanan AS Robert O'Brien | Foto: Michael Gross/U.S. State Department

Penasihat Trump Sebut Huawei Punya Backdoor di Jaringan 5G
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 13 Februari 2020 - 23:44 WIB

Washington, Cyberthreat.id – Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert C. O’Brien, membuat pernyataan yang menggemparkan publik.

Ia menyebut bahwa perusahaan teknologi China, Huawei Technology, diam-diam memiliki kemampuan mengambil informasi sensitif di jaringan nirkabel generasi berikutnya (5G) dan sistem lain yang dibangun dan dipeliharanya di seluruh dunia.

O’Brien mengatakan, hal itu di depan forum Dewan Atlantik. “Komentar Robert C. O’Brien adalah salah satu tudingan paling tajam terhadap perusahaan China di rezim Donald Trump,” tulis The New York Times, Selasa (11 Februari 2020).

Apalagi pernyataan tersebut muncul di saat, “Amerika Serikat terkejut dengan keputusan Inggris yang mengizinkan Huawei membangun dari proyek jaringan generasi kelima (5G) di negara tersebut,” NYT menambahkan.

Menurut NYT, pejabat intelijen AS telah lama mengatakan secara pribadi bahwa Huawei memiliki apa yang disebut pintu belakang (backdoor) yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk mendapatkan data yang mengalir pada jaringan yang dibangunnya.

Namun, di depan umum, para pejabat hanya berbicara tentang potensi yang dapat diberikan Huawei kepada pejabat intelijen China dengan segala jenis data,  tanpa menawarkan bukti nyata.

Sementara, O'Brien mengatakan, AS memiliki bukti bahwa Huawei dapat "mengakses informasi pribadi dan sensitif" dalam sistem yang dipeliharanya di seluruh dunia.

"Ini mengkhawatirkan karena perusahaan China, secara hukum, harus mematuhi arahan Partai Komunis China," kata O'Brien.

Huawei berkali-kali menegaskan bahwa pihaknya tidak berkaitan dengan pemerintah China dan tidak akan memata-matai pelanggannya.


Berita Terkait:


Seperti diketahui, sejak tahun lalu, pemerintahan Trump terus menekan sekutunya untuk mencegah Huawei membangun jaringan 5G-nya. Sayangnya, baru Australia dan Selandia Baru  dari lima anggota aliansi intelijen lima negara (Five Eye) yang mendukung AS. Sementara, Inggris memutuskan menerima Huawei dan Kanada belum memberikan keputusan.

Pada Selasa lalu, anggota parlemen AS mengatakan bahwa sekutu harus mempertimbangkan kembali keputusan mereka untuk mengizinkan perusahaan China masuk ke jaringan 5G.

"Dunia yang mencintai kebebasan tidak dapat duduk diam dan membiarkan komunis negara pengintai menginfeksi infrastruktur kami," kata Senator Ben Sasse juga politisi Partai Republik asal Nebraska.

Bertahun-tahun Badan Keamanan Nasional AS (NSA) menginfiltrasi sistem Huawei dalam kode operasi rahasia bernama “Shotgiant”. Upaya ini dimaksudkan untuk menentukan apakah Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) adalah pemilik sebenarnya dari Huawei atau bukan. Selain itu, NSA juga menggali ke dalam teknologi sistem switching perusahaan, termasuk setiap pintu belakang yang dipelihara perusahaan. Upaya NSA terungkap pada 2014, bagian dari dokumen yang dibocorkan oleh mantan pekerja kontraktor Edward J. Snowden.[]

#huawei   #inggris   #5g   #6g   #jaringan5g   #ancamansiber   #keamanansiber   #china   #teknologi5g   #amerikaserikat   #kanada   #fiveeye   #unieropa

Share:




BACA JUGA
Seni Menjaga Identitas Non-Manusia
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Indonesia Dorong Terapkan Tata Kelola AI yang Adil dan Inklusif
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona