IND | ENG
Kuatir Data Pribadi, Penulis Stephen King Hapus Facebook

Ilustrasi

Kuatir Data Pribadi, Penulis Stephen King Hapus Facebook
Yuswardi A. Suud Diposting : Selasa, 11 Februari 2020 - 15:00 WIB

Cyberthreat.id - Penulis legendaris Stephen King memutuskan menghapus akun Facebook miliknya. Salah satu penyebabnya, King tak yakin raksasa sosial media itu bisa melindungi data pribadinya.

Keputusan keluar dari Facebook diumumkan Stephen King di Twitter pada awal Februari lalu.

"Saya keluar dari Facebook. Tidak nyaman dengan banjirnya informasi salah yang dibolehkan dalam iklan politik. Saya juga tidak yakin mereka bisa melindungi data pribadi pengguna," kata Stephen King lewat akun Twitternya.

Stephen juga meminta 5,6 juta pengikutnya di Facebook untuk follow akun Twitternya @StephenKing, jika berkenan.

Stephen King menambah daftar para pesohor dunia yang kecewa dengan Facebook. Sebelumnya, aktor Star Wars, Mark Hamil, juga melakukan hal serupa.

Keluarnya Stephen King dari Facebook terjadi menjelang pemilihan presiden Amerika yang dijadwalkan berlangsung pada November 2020.

Awal Januari lalu, eksekutif Facebook Andrew Bosworth mengakui bahwa Facebook turut membantu kemenangan Donald Trump pada Pemilu 2016. Namun, Andrew membantah kemenangan Trump lantaran iklan yang berisi informasi yang salah, seperti tudingan banyak pihak.

"Itu karena Trump menjalankan iklan digital terbaik yang pernah saya lihat," kata Andrew seperti dilaporkan BBC.

Kemenangan Trump juga dikaitkan dengan skandal pencurian data puluhan juta pengguna Facebook oleh konnsultan politik Cambridge Analytica. Terungkap pada Maret 2018, data ditransfer lewat aplikasi kuis kepribadian.

Modusnya, untuk menggunakan aplikasi itu, orang-orang diminta masuk lewat Login Facebook. Fitur ini memungkinkan aplikasi pihak ketiga menyedot data pengguna Facebook, termasuk prilakunya di dunia maya. Berdasarkan data itu, Cambrige Analytica melakukan profiling dan membuat iklan politik tertarget dan menyasar orang-orang yang datanya telah direkam.

Awal tahun ini, Facebook juga telah mengumumkan tidak melarang iklan politik di platform-nya. Sementara Twitter, menempuh jalan berbeda dengan melarang penuh iklan politik.

Dalam sebuah wawancara dengan "CBS This Morning" awal Januari lalu, bos Facebook Mark Zuckerberg menegaskan kepercayaan perusahaan bahwa mereka tidak boleh menyensor politisi.

"Apa yang saya yakini adalah bahwa dalam sebuah demokrasi sangat penting bagi orang-orang untuk melihat sendiri apa yang dikatakan para politisi, sehingga mereka dapat membuat penilaian terbuka," kata Zuckerberg.

Sikap Mark itu bikin Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi berang. Menurut Pelosi, penolakan Facebook untuk memeriksa fakta yang dimunculkan dalam iklan politik di platform mereka adalah "Tindakan yang sangat memalukan."

Facebook, dalam pandangan Pelosi, telah meletakkan uang dan keuntungan di atas segalanya, dan tidak mau bertanggung jawab. (Baca: Ketua DPR Amerika: Hanya Tuhan yang Tahu Asal Uang Facebook)

“Model bisnis Facebook hanya untuk menghasilkan uang. Mereka tidak peduli tentang dampaknya pada anak-anak. Mereka tidak peduli dengan dampaknya pada kebenaran. Mereka tidak peduli dari mana semua ini berasal, dan mereka mengatakan bahwa meskipun mereka tahu itu tidak benar, mereka akan menerbitkannya," kata Pelosi seperti ditulis The Verge.[]

#facebook   #twitter   #datapribadi   #

Share:




BACA JUGA
Meta Luncurkan Enkripsi End-to-End Default untuk Chats dan Calls di Messenger
Malware NodeStealer Pasang Umpan Wanita Seksi untuk Bajak Akun Bisnis Facebook
Perlindungan Data Pribadi, Meta Luncurkan Facebook dan Instagram Bebas Iklan di Eropa
Cacat OAuth Kritis Terungkap di Platform Grammarly, Vidio, dan Bukalapak
Banyak Penipu dengan Centang Biru di (Twitter) X