IND | ENG
Intelijen AS Jelaskan Ancaman Siber di Silicon Valley

Ilustrasi. Foto: The Economist

IMBAS HUBUNGAN AS & CHINA
Intelijen AS Jelaskan Ancaman Siber di Silicon Valley
Andi Nugroho Diposting : Senin, 20 Mei 2019 - 20:08 WIB

Mountain View, Cyberthreat.id – Para petinggi Intelijen Amerika Serikat dikabarkan telah memberikan pengarahan kepada para eksekutif teknologi di Silicon Valley, San Fransisco, AS menyangkut kemungkinan bahayanya berbisnis dengan China.

Demikian laporan Financial Times seperti dinukil dari The Verge, yang diakses Senin (20/5/2019). "Pengarahan itu termasuk peringatan tentang ancaman serangan siber dan pencurian kekayaan intelektual," tulis The Verge.

Silicon Valley adalah daerah di bagian selatan dari San Fransisco Bay Area, California. Di daerah inilah banyak perusahaan yang bergerak di bidang komputer dan teknologi informasi, di antaranya Apple, Cisco, eBay, Google, Intel, Yahoo!, dan Adobes Systems.

Kabarnya, pengarahan itu telah diadakan di sejumlah kelompok, seperti perusahaan teknologi, universitas, dan pemodal ventura di California dan Washington DC.

"Pertemuan tersebut adalah contoh terbaru dari sikap agresif pemerintah AS terhadap China," tulis The Verge.

Dalam pernyataannya kepada Financial Times, senator Partai Republik Marco Rubio, salah satu politisi yang mengorganisasi pertemuan-pertemuan itu, menguraikan di balik alasan pengarahan tersebut.

"Pemerintah China dan Partai Komunisnya telah menimbulkan ancaman jangka panjang terbesar bagi keamanan ekonomi dan nasional AS," kata Rubio.

Maka dari itu, "Penting bagi perusahaan AS, universitas, dan organisasi perdagangan untuk memahami sepenuhnya ancaman itu."

Sejumlah pihak yang memberikan pengarahan itu termasuk pejabat-pejabat tinggi dalam komunitas intelijen AS, seperti Dan Coats selaku Direktur Intelijen Nasional AS. Pertemuan itu juga mencakup pembagian informasi rahasia.

Financial Times melaporkan, bahwa pengarahan itu telah dimulai sejak Oktober 2018. Sejak itu perang dagang antara AS dan China telah meruncing.

Hubungan AS dan China memuncak setelah Presiden AS Donald Trump meneken surat perintah larangan bagi perusahaan-perusahaan untuk menggunakan teknologi di luar AS karena ancaman keamanan.

Pemerintah AS juga telah memasukkan Huawei, salah satu perusahaan yang terseret dalam perseteruan itu, dalam daftar perusahaan yang diatur ketat di AS.

Imbas dari surat itu, Google pun muncul sebagai perusahaan pertama yang mengikuti aturan pemerintah AS. Google memutus hubungan bisnis dengan Huawei atas lisensi Android-nya. Huawei tak akan bisa menerima Android versi terbaru dari Google dan sebatas bisa mengakses sistem Android yang berlisensi publik.

#intelijenAS   #huawei   #google

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Google Mulai Blokir Sideloading Aplikasi Android yang Berpotensi Berbahaya di Singapura
Google Penuhi Gugatan Privasi Rp77,6 Triliun Atas Pelacakan Pengguna dalam Icognito Mode