
Dusan Navratil | Foto: Akun Twitter/@ceska_justice
Dusan Navratil | Foto: Akun Twitter/@ceska_justice
Praha, Cyberthreat.id – Direktur Badan Siber dan Keamanan Informasi Nasional (National Cyber and Information Security Agency) Republik Ceko, Dusan Navratil, dipecat oleh Perdana Menteri Andrej Babis pada Senin (16 Desember 2019).
Beredar informasi bahwa pemecatan tersebut terkait laporan lembaga tersebut yang menyatakan, ada ancaman pada perangkat buatan perusahaan telekomunikasi China: Huawei Technologies dan ZTE.
Menurut Babis, pemecatan tersebut telah disetujui secara bulat oleh para menteri dan menyatakan, bahwa “Navratil tidak memiliki pengalaman, keterampilan manajerial dan keahlian komunikasi untuk pekerjaan tersebut,” demikian laporan dari siaran radio Czech Radio seperti dikutip oleh South China Morning Post, Selasa (17 Desember).
Navratil adalah direktur pertama NCISA atau lebih dikenal dengan sebutan Nukib sejak 2017. Dia sebelumnya menjabat sebagai kepala Otoritas Keamanan Nasional (National Security Authority) selama 10 tahun.
Dalam sebuah pernyataan di situs web Nukib, Senin lalu, Navratil mengaku terkejut dengan alasan perdana menteri memecat dirinya, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Nukib berada di tengah kontroversi selama setahun terakhir gara-gara mengeluarkan laporan pada Desember 2018 tentang ancaman keamanan Huawei dan ZTE karena bekerja sama denga badan intelijen China. Tentu saja, laporan itu melawan tren di antara negara-negara Eropa Timur, tulis Axios, media online asal AS.
Laporan itu tentu saja bertolak belakang dari kebijakan Presiden Republik Ceko Milos Zeman yang selama ia menjabat telah mengizinkan Huawei menjadi perusahaan untuk memasok perangkat sebagai kebutuhan komunikasi kepresidenan dan stafnya. “Zeman menuding badan keamanan sibernya itu terlibat dalam ‘trik kotor’,” tulis New York Times, 12 Februari 2019.
Perdana Menteri Babis memang memerintahkan lembaga pemerintah untuk berhenti menggunakan ponsel Huawei sejak laporan itu muncul, tetapi Nukib diminta untuk menunjukkan lebih banyak bukti risiko dari perangkat kedua perusahaan itu.
Pada Maret 2019, juru bicara Nukib membantah bahwa lembaganya membuat laporan peringatan itu di bawah tekanan dari Amerika Serikat.
Sebulan kemudian, pada April, ketika bertemu pendiri Huawei Ren Zhengfei dalam kunjungan ke China, Presiden Zeman juga mengatakan tuduhan terhadap Huawei "tidak didukung oleh bukti".
Masalah pribadi?
Namun, dua sumber Axios mengatakan, pemecatan itu tidak terkait langsung dengan kebijakan Nukib soal Huawei dan ZTE. Sumber itu menjelaskan, pemecatan lebih karena “gaya komunikasi Navratil dan hubungan pribadinya yang buruk dengan Perdana Menteri Andrej Babis.”
"Langkah (pemecatan) itu bersifat pribadi," kata sumber pertama kepada Axios.
"Ini hubungan dengan perdana menteri, bukan operasi atau kebijakan agensi, yang mengakibatkan pemecatan Navratil. Ini tidak mengejutkan," tambah sumber itu.
Sumber kedua mengatakan kepergian Navratil diperkirakan tidak akan mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkan Nukib soal Huawei dan ZTE.
Share: