
WeChat | Foto: Google Play
WeChat | Foto: Google Play
Shanghai, Cyberthreat.id – Raksasa media sosial China, Tencent Holdings Ltd, mengklaim saat ini tengah memperbaiki cacat (bug) pada sistem layanan olah pesan WeChat.
Cacat aplikasi tersebut, menurut Tencent, Selasa (17 Desember 2019), terjadi pada fitur “Terjemahan” (Translater) yang mengirimkan non-sequitors yang berbeda ketika bendera negara dimasukkan melalui pesan teks, demikian seperti dikutip dari Reuters.
Kelemahan tersebut secara sederhana begini: jika pengguna mengirim pesan emotikon sebuah bendera, dan kemudian menggunakan fitur Terjemahan otomatis WeChat dari bahasa Mandarin ke bahasa Inggris, hasilnya: pesan-pesan berbahasa Inggris yang muncul justru ‘mengolok-olok’ negara yang diwakili oleh bendera tersebut—meski terkadang juga tidak memiliki arti yang jelas.
Misal, terjemahan otomatis untuk emoji bendera Kanada, hasilnya adalah kata-kata bahasa Inggris bertuliskan, "he is in prison" (dia dipenjara).
Tentu saja, terjemahan itu lalu dikait-kaitkan dengan penangkapan Meng Wanzhou, Chief Financial Officer Huawei Technologies juga putri pendiri Huawei. Pada akhir 2018, pemerintah Kanada menangkap Wanzhoue atas permintaan Amerika Serikat dengan tuduhan penipuan bank.
Tak lama setelah itu, publik yang kemudian mengartikan sebagai balasan dari penangkapan itu, pemerintah China juga menahan dua warga Kanada, mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, dengan tuduhan mengumpulkan rahasia negara.
Contoh lain kesalahan terjemahanm yaitu ketika memasukkan bendera Myanmar, hasilnya adalah kata "jackass". Bendera Bosnia menghasilkan frasa "he’s in a coma” (dia dalam keadaan koma, dan bendera Argentina menghasilkan frasa "you’re in love” (kamu sedang jatuh cinta).
"Kami segera mengambil tindakan untuk memperbaiki bug pada fitur Terjemahan WeChat," kata juru bicara Tencent kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
“Kami menghargai pengguna yang mengabari ini. Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Kami akan terus meningkatkan produk dan layanan kami," dia menambahkan.
Share: