
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Manggarai Barat, Cyberthreat.id – Director ICT Huawei Indonesia, Mohammad Rosidi, memperkirakan dalam tiga tahun ke depan ponsel generasi kelima (5G) akan dijual jauh lebih murah dibandingkan saat ini.
"Ponsel 5G ada kemungkinan kurang US$ 300 (sekitar Rp 4 juta) dalam tiga tahun (ke depan)," kata Rosidi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (12 Desember 2019).
Ponsel 5G saat ini hanya tersedia untuk seri premium, misalnya, Huawei menjual Mate 30 versi 5G seharga US$ 1.199, sedangkan Samsung membanderol Galaxy Note 10 5G mulai US$ 1.299.
Prediksi Rosidi mengenai keterjangkauan harga ponsel 5G mengacu pada penetrasi jaringan tersebut yang dinilai berbeda dengan era jaringan generasi sebelumnya.
Rosidi mencontohkan ketika jaringan 3G dan 4G digelar, ponsel yang mendukung jaringan tersebut baru tersedia beberapa tahun kemudian. Berbeda dengan 5G, perangkat mobile untuk jaringan terbaru ini masuk bersamaan dengan ekosistem.
"Penetrasi 5G seharusnya lebih cepat," kata Rosidi.
Ekosistem untuk ponsel 5G, misalnya, chipset yang sudah mendukung jaringan tersebut. Dengan harga ponsel 5G yang terjangkau, akan semakin banyak konsumen yang mau beralih ke ponsel tersebut sehingga akan semakin banyak orang yang terkoneksi ke jaringan 5G.
"Semakin murah harga ponsel, semakin besar pula dampak langsungnya," kata Rosidi seperti dikutip dari Antaranews.com.
Indonesia belum diketahui kapan tepatnya akan mengadopsi jaringan ini dan belum bisa dipastikan kapan ponsel 5G akan dipakai di Indonesia.
Jika Indonesia sudah menggunakan ponsel 5G, Rosidi menilai ponsel tersebut akan mengikuti aturan regulasi konten, ada persentase yang harus dipenuhi bahwa ponsel tersebut memiliki konten lokal.
Share: