IND | ENG
Respons Larangan FCC, Huawei: Tidak Ada Bukti Backdoor

Huawei | Foto: thevertechs.com

Respons Larangan FCC, Huawei: Tidak Ada Bukti Backdoor
Andi Nugroho Diposting : Senin, 25 November 2019 - 15:20 WIB

Cyberthreat.id - Huawei Technologies mengatakan, meski pelarangan yang dikeluarkan Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) bersama ZTE, sesama perusahaan telekomunikasi asal China, Huawei mengklaim kebijakan itu sengaja telah “dipilih”.

"Tindakan yang tidak beralasan ini akan memiliki efek negatif yang mendalam pada konektivitas bagi orang Amerika di daerah pedesaan dan yang kurang terlayani di seluruh Amerika Serikat," kata Huawei seperti diberitakan ZDNet, Jumat (22 November 2019).

Huawei memiliki keyakinan bahwa keputusan larangan itu melanggar hukum, “karena FCC telah memilih Huawei berdasarkan keamanan nasional, tetapi FCC tidak memberikan bukti bahwa Huawei memiliki risiko keamanan,” tutur Huawei menanggapi larangan FCC tersebut.

“Sebaliknya, FCC hanya berasumsi, berdasarkan pandangan yang salah dari hukum China, bahwa Huawei mungkin berada di bawah kendali pemerintah China."

Huawei meminta FCC untuk "memeriksa kembali keputusannya lebih dalam lagi.”

Diberitakan sebelumnya, FCC mengeluarkan kebijakan agar seluruh perusahaan telekomunikasi (telco) yang mendapatkan anggaran Universal Service Fund (USF) dilarang membeli peralatan komunikasi buatan Huawei dan ZTE.


Berita Terkait:


Ketua FCC AS Ajit Pai mengatakan larangan itu didasarkan pada bukti dan mengutip laporan Uni Eropa bulan lalu yang mengatakan 5G akan meningkatkan jalur serangan bagi aktor negara.

"Kekhawatiran ini sama sekali tidak hipotetis,” kata Pai.

“Musim panas ini, misalnya, sebuah perusahaan cybersecurity independen menemukan bahwa lebih dari setengah gambar firmware Huawei yang mereka analisis memiliki setidaknya satu pintu belakang (backdoor) potensial dan bahwa setiap perangkat Huawei yang mereka uji memiliki rata-rata 102 kerentanan yang diketahui,"Kata Pai.

Mengingat ancaman yang ditimbulkan oleh Huawei dan ZTE bagi keamanan Amerika dan masa depan 5G AS, kata Pai, FCC tidak akan tinggal diam dan berharap yang terbaik.

Terkait dengan perusahaan telco yang diminta mengganti seluruh peralatan Huawei dan ZTE, Pai mengatakan, FCC sedang menyiapkan dana untuk mengimbangi biaya penggantian.

"Untuk membantu desain program penghapusan dan penggantian, kami mewajibkan operator untuk mengirimkan informasi tentang penggunaan peralatan mereka dari Huawei dan ZTE serta potensi biaya yang terkait dengan penghapusan dan penggantian peralatan tersebut," tutur Pai.

Selain AS, sejak Agustus 2018, Australia telah melarang peralatan 5G Huawei dan ZTE, lalu pada November 2018 disusul Selandia Baru. Dari anggota Five Eyes—aliansi negara-negara yang kerja sama dalam bidang intelijen—baru tiga negara tersebut yang jelas-jelas melarang Huawei dan ZTE. Sementara, Inggris dan Kanada masih belum bersikap.

USF adalah dana subsidi bidang telekomunikasi yang dikelola FCC yang ditujukan untuk mendorong akses universal pada layanan telekomunikasi di AS. Dana tersebut dibentuk pada 1997 sesuai dengan UU Telekomunikasi 1996. FCC sendiri sebagai lembaga yang bertanggung jawab menegakkan peraturan komunikasi di seluruh 50 negara bagian.

#huawei   #teknologi6g   #ottawaR&Dlab   #amerikaserikat   #china   #teknologi5g   #kanada   #5g   #jaringan5g   #fcc   #zte

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Peretas China Beroperasi Tanpa Terdeteksi di Infrastruktur Kritis AS selama Setengah Dekade
Indonesia Tingkatkan Kolaborasi Pemanfaatan AI dengan China