
Huawei | Foto: The Verge
Huawei | Foto: The Verge
Washington, Cyberthreat.id – Nasib perangkat Huawei Technologies dan ZTE Corp yang selama ini dipakai para elanggan di pedesaan Amerika Serikat akan ditentukan pada 19 November 2019.
Komisi Komunikasi Federal (FCC), regulator telekomunikasi AS, akan mewajibakan operator di pedesaan untuk melepaskan diri dari perangkat Huawei dan ZTE dan menggantinya dengan peralatan dari perusahaan yang ditunjuk oleh pemerintah, demikian ujar seorang pejabat FCC seperti dilaporkan Reuters, Senin (28 Oktober 2019).
Pada pertemuan 19 November nanti, FCC akan menanyakan kepada operator berapa biaya total untuk menghapus dan mengganti perangkat Huawei dan ZTE dari jaringan yang ada. FCC juga akan meminta operator membuat program penggantian peralatan.
“Ketika berbicara tentang keamanan 5G dan Amerika, kami tidak akan mengambil risiko dan berharap yang terbaik,” kata Ketua FCC Ajit Pai dalam sebuah pernyataan.
Berita Terkait:
“Ketika AS meningkatkan jaringannya ke generasi 5G, kami tidak bisa mengabaikan risiko bahwa pemerintah China akan berusaha mengeksploitasi kerentanan jaringan untuk terlibat dalam spionase, memasukkan malware dan virus, dan jika tidak, mengkompromikan kritikan kita jaringan komunikasi," tutur dia.
Rencana kebijakan tersebut menjadi langkah terbaru dari serangkaian tindakan AS yang selama ini dilakukan kepada Huawei dan ZTE—perangkat dari keduanya dilarang di AS. Huawei dan ZTE akan memiliki waktu 30 hari untuk “melawan” kebijakan tersebut.
Huawei telah berulangkali membantah bahwa perusahaan memiliki hubungan dengan intelijen pemerintah China dan perangkatnya dipakai sebagai alat spionase.
"Dalam 30 tahun bisnis, Huawei tidak pernah memiliki insiden besar terkait keamanan di 170 negara tempat kami beroperasi," kata juru bicara Huawei di Shenzhen, China.
"Rancangan yang dirilis oleh Ketua FCC hari ini (baca: kemarin), hanya berdampak pada penyedia broadband di daerah pedesaan yang paling tidak terlayani atau terlayani di Amerika Serikat," kata juru bicara itu.
“Tindakan semacam itu akan semakin memperluas kesenjangan digital; memperlambat laju perkembangan ekonomi tanpa semakin mengamankan jaringan telekomunikasi Nation," Huawei menambahkan.
ZTE belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Berita Terkait:
Pai pertama kali mengajukan rancangan kebijakan itu pada Maret 2018 untuk melarang perusahaan yang memiliki risiko keamanan nasional, tetapi tidak menyebutkan nama Huawei atau ZTE.
Dalam artikel opini yang dimuat di Wall Street Journal, 28 Oktober 2019, Pai mengatakan, “China dapat memaksa Huawei untuk memata-matai individu dan bisnis Amerika. Bayangkan jika jaringan 5G dengan peralatan Huawei beroperasi di dekat instalasi militer AS, fasilitas infrastruktur kritis, atau lokasi sensitif lainnya," kata dia.
Pai juga mengutip sebuah laporan oleh perusahaan cybersecurity Finite State yang "menemukan sebagian besar firmware Huawei yang dianalisis memiliki setidaknya satu ‘pintu belakang’ (backdoor) potensial dan bahwa setiap perangkat Huawei memiliki rata-rata 102 kerentanan yang diketahui."
Komisaris Demokrat FCC Jessica Rosenworcel mengatakan, kebijakan yang akan dilakukan 19 Novmber mendatang telah melewati 18 bulan pengkajian dan FCC harus mengambil tindakan tambahan.
“Kita harus sadar bahwa dalam ekonomi global, jaringan kita masih akan terhubung ke peralatan tidak aman di luar negeri. Jadi, kita harus mulai meneliti bagaimana kita dapat membangun jaringan yang dapat menahan koneksi ke kerentanan peralatan di seluruh dunia,” kata Rosenworcel.
FCC mengatakan, hubungan perusahaan dengan pemerintah China dan aparat militer, serta undang-undang China yang mewajibkan perusahaan membantu pemerintah dalam kegiatan intelijen dinilai menimbulkan risiko keamanan nasional A.S.
Kongres telah mempertimbangkan undang-undang untuk memberikan dana sebesar US$ 1 miliar kepada operator nirkabel di pedesaan guna mengganti peralatan jaringan dari perusahaan-perusahaan China.
Pada Juni lalu, sekitar selusin operator telekomunikasi pedesaan AS—selama ini bergantung pada peralatan Huawei dan ZTE karena murah—tengah berdiskusi dengan Ericsson dan Nokia terkait pergantian peralatan tersebut.
AS sejak setahun terakhir mendesak negara-negara sekutunya untuk tidak memberikan Huawei akses ke pengembangan pasar jaringan 5G. Beberapa negara Eropa belum setuju untuk melarang Huawei meskin ada tekanan AS
Pada 15 Mei lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump memasukkan Huawei ke daftar hitam ekonomi karena dianggap mengancam keamanan nasional AS.
Share: