IND | ENG
Fosfor, Hacker Iran yang Diduga Ikut Campur Pilpres AS

Ilustrasi

Fosfor, Hacker Iran yang Diduga Ikut Campur Pilpres AS
Arif Rahman Diposting : Jumat, 11 Oktober 2019 - 11:30 WIB

Cyberthreat.id - Fosfor, sebuah kelompok hacker yang diduga terkait dengan Pemerintah Iran, berupaya ikut campur dan mengganggu proses Pilpres di Amerika Serikat tahun depan. Kecurigaan ini diungkapkan Microsoft sebagaimana dilansir Israel National News, Jumat 4 Oktober 2019.

Disebutkan bahwa Microsoft melihat aktivitas cyber yang "signifikan" dari kelompok yang juga menargetkan para pejabat pemerintah AS, wartawan yang meliput politik global dan warga negara atau tokoh Iran terkemuka yang tinggal di luar Iran.

Dalam waktu 30 hari, periode Agustus dan September, kelompok Fosfor diduga telah melakukan lebih dari 2.700 upaya untuk mengidentifikasi akun email konsumen milik pelanggan tertentu kemudian menyerang 241 akun tersebut.

Pemerintah Iran tidak menanggapi pernyataan Microsoft yang pertama kali disebutkan melalui blog tersebut. Microsoft mengatakan informasi yang didapatkan Fosfor dikumpulkan dari meneliti target, kemudian mereka berupaya mengambil alih beberapa akun yang ditargetkan.

Di dalam pernyataan blog tersebut, Microsoft menyatakan serangan Fosfor tidak terlalu canggih.

"Upaya ini menunjukkan bahwa Fosfor bermotivasi tinggi dan bersedia menginvestasikan waktu dan sumber daya yang signifikan untuk terlibat dalam penelitian dan cara pengumpulan informasi lainnya," kata Microsoft.

Keberadaan Fosfor sebenarnya telah dilacak sejak 2013. Maret 2019 Microsoft menerima perintah dari Pengadilan di AS untuk mengambil alih 99 situs web yang digunakan Fosfor untuk melakukan serangan.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara dengan NBC telah membantah bahwa negaranya berniat atau terlibat dalam upaya mengganggu Pilpres AS sebagaimana yang dilakukan Rusia tahun 2016.

"Kami tidak memiliki preferensi dalam pemilihan umum di negara Anda. Kami tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain. Tetapi saya katakan memang ada perang cyber yang sedang terjadi," kata Javad Zarif.

Zarif kemudian mengutip virus komputer Stuxnet yang sempat menghebohkan tahun 2010 karena mengganggu ribuan sentrifugal Iran dalam upaya merusak program nuklirnya. Stuxnet mempengaruhi sekitar 200 ribu komputer di Iran yang bekerja untuk program nuklir Iran.

Stuxnet, secara luas diyakini sebagai ciptaan Amerika dan Israel, tapi hingga kini Israel tidak pernah mengakui berada di belakangnya.

Sebuah laporan 2012 mengatakan Presiden AS Barack Obama yang ketika itu menjabat telah memerintahkan serangan virus Stuxnet terhadap Iran sebagai bagian dari gelombang sabotase dunia maya dan spionase terhadap Republik Islam Iran.

#PilpresAs   #hackerfosfor   #pencuriandata   #bigdata   #cyberthreat   #cybersecurity   #cyberattack   #Stuxnet

Share:




BACA JUGA
Hacker China Targetkan Tibet dengan Rantai Pasokan, Serangan Watering-Hole
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Hacker Pro Palestina Klaim Retas Data Puluhan Perusahaan Israel
Percepatan Indonesia Jadi Hub Regional Big Data se-Asia
Rawan Dibobol, Metrodata Alami Lonjakan Permintaan Jasa Cyber Security