
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Jejaring sosial Twitter Inc mengumumkan, bahwa alamat email dan nomor telepon yang diunggah pengguna untuk memenuhi persyaratan keamanan mungkin “secara tidak sengaja” digunakan untuk tujuan periklanan.
“Kami baru-baru ini menemukan bahwa ketika Anda memberikan alamat email atau nomor telepon untuk tujuan keselamatan atau keamanan (misalnya, autentikasi dua faktor (2FA), data ini mungkin secara tidak sengaja digunakan untuk tujuan periklanan,” kata Twitter, Selasa (8 Oktober 2019) di blog perusahaan.
Periklanan tersebut, “khususnya dalam sistem iklan ‘Audiens Khusus’ dan ‘Audiens Mitra’ kami,” tulis Twitter.
Situs micro-blogging mengatakan, yang dimaksud “Audiens Khusus” adalah versi produk standar industri yang memungkinkan pengiklan menargetkan iklan kepada pelanggan berdasarkan daftar pemasaran pengiklan sendiri.
Sementara, “Audiensi Mitra” adalah pengiklan yang menggunakan fitur “Audiensi Khusus” untuk menargetkan iklan ke pemirsa yang disediakan oleh mitra ketiga.
Ketika seorang pengiklan mengunggah daftar pemasarannya, “Kami mungkin telah mencocokkan orang-orang di Twitter dengan daftar mereka berdasarkan email atau nomor telepon yang disediakan oleh pemegang akun Twitter untuk tujuan keselamatan dan keamanan,” tulis Twitter.
“Ini adalah kesalahan dan kami mohon maaf,” perusahaan menambahkan.
“Kami tidak bisa mengatakan dengan pasti berapa banyak orang yang terkena dampak ini [...] tidak ada data pribadi yang dibagikan secara eksternal dengan mitra kami atau pihak ketiga lainnya.”
Perusahaan menyatakan telah memperbaiki kesalahan itu pada 17 September dan tidak lagi menggunakan nomor telepon atau alamat email yang dikumpulkan untuk tujuan keamanan atau keamanan untuk iklan.
“Kami sangat menyesal ini terjadi dan mengambil langkah untuk memastikan kami tidak melakukan kesalahan seperti ini lagi,” kata Twitter.
Sayangnya, pernyataan dan permintaan maaf semacam ini menjadi “semacam tabiat” Twitter, tulis ZDNet, Rabu (9 Oktober 2019) ketika terjadi masalah yang bersangkutan dengan privasi.
Selama setahun terakhir, Twitter telah menyatakan permintaan maaf beberapa kali. Pertama, pada September 2018, Twitter mengatakan bahwa mereka mengungkapkan detail tentang bug pada antarmuka pemrograman aplikasi (API bug) yang membagikan Direct Message (DM) pribadi pengguna dengan pengembang aplikasi yang salah.
Pada Januari 2019, Twitter juga mengungkapkan bug lain yang mengekspos tweet pribadi untuk beberapa pengguna Android selama hampir lima tahun. Kicauan itu dapat dilihat oleh semua orang, dan bahkan diindeks oleh mesin pencari.
Pada Mei 2019, Twitter mengungkapkan detail tentang bug di platformnya terkait dengan berbagi data lokasi untuk beberapa pengguna iOS dengan "mitra tepercaya."
Lalu, pada Agustus 2019, Twitter lagi-lagi mengatakan, telah memperbaiki masalah di platform periklanannya yang mengakibatkan perusahaan berbagi beberapa data pengguna dengan mitra periklanan tanpa persetujuan tertulis dari pengguna.
“Juga, pada hari yang sama, Twitter mengungkapkan masalah kelima, di mana platform periklanannya membuat kesimpulan tentang perangkat pengguna untuk menyempurnakan pengiriman iklan tanpa persetujuan tertulis dari pengguna,” tulis ZDNet.
Share: