
Ilustrasi | FREEPIK.COM
Ilustrasi | FREEPIK.COM
Palo Alto, Cyberthreat.id – Sympony Communication Services, perusahaan berbagi konten berbasis cloud asal Amerika Serikat, melakukan survei terhadap 1.569 responden (780 responden di Inggris dan 789 responden di Amerika Serikat) terkait dengan cara karyawan berkomuniksi dan berbagi data di tempat kerja.
Survei online yang dilakukan antara 20 Maret hingga 24 Maret 2019 itu berdasarkan usia, jenis kelamin, dan wilayah untuk mencerminkan populasi pekerja di AS dan Inggris.
Dari jumlah itu 25 persen berbagi informasi rahasia melalui platform kolaborasi, termasuk Skype, Slack, dan Microsoft Teams. "Cara kita bekerja sedang berubah," kata Chief Experience Officer Symphony, Jonathan Christensen. "Tapi, cara berkomunikasi secara digital pada umumnya di tempat kerja, justru mendatangkan risiko," ia menambahkan.
Menurut dia, perusahaan harus mempertimbangkan keamanan komunikasi karyawannya baik melalui email atau platform perpesanan.
Sebab dari temuan Sympony, para karyawan merasa nyaman berbagi informasi pribadi, isu sensitif, dan bersifat rahasia melaui platform obrolan. Praktik digital seperti ini sangat riskan bocor.
Dari 1.500 responden, sekitar 93 persen sangat percaya bahwa informasi yang dibagikan melaui platform tersebut aman dari orang lain. Bahkan, 84 persen yakin penyedia platform tersebut tidak dapat mengakses pesan mereka. Namun, sedikitnya 27 persen dari mereka juga tidak mempedulikan pedoman teknologi informasi perusahaannya.
Ditanya tentang kebiasaan digital mereka di tempat bekerja, responden memberikan jawaban yang cukup mengejutkan. Mereka justru berperilkau membahayakan bagi diri sendiri dan perusahaan, di antaranya:
Survei itu juga menunjukkan kecenderungan karyawan dalam menggunakan aplikasi perpesanan:
"Yang mengejutkan 78 persen dari mereka tidak peduli jika beberapa informasi itu dipublikasikan secara terbuka, misalnya, terungkap di situs web WikiLeaks," tulis survei itu.
Ketika lebih banyak generasi Milenial memasuki dunia kerja dan menjadi generasi terbesar dalam angkatan kerja, perilaku mereka justru memiliki dampak besar bagi pengusaha dan budaya kerja.
Dalam survei itu terutangkap, sekitar 48 persen dari kaum milenial memeriksa email terus-menerus setelah jam kerja, sedangkan hanya 36 persen dari generasi Baby Boomers yang memerika email secara konstan.
Generasi Milenial juga kurang peduli dengan keamanan dan hal-hal sensitif atau rahasia. Ini sangat kontras dengan generasi Baby Boomers.
Generasi Milenial dinilai,
"Walaupun ini membawa peningkatan produktivitas dan keseimbangan kehidupan kerja, itu juga menimbulkan lebih banyak tantangan keamanan dan risiko yang lebih besar bagi pengusaha,” kata Christensen.
Sementara itu, Baby Boomers:
Sumber: Globe News Wire | Dark Reading
Share: