
Ilustrasi
Ilustrasi
Jakarta, Cyberthreat.id - Tahukah anda bahwa anak-anak yang lahir pada tahun 2019 akan menjadi manusia yang paling mudah dilacak dalam sejarah. Kenapa? Karena jejak tentang kelahiran mereka sampai berusia remaja sudah tersebar di internet seperti media sosial.
Diperkirakan, saat mereka nanti berusia 18 tahun, anak-anak sekarang itu sudah memiliki 70 ribu postingan beredar di internet. Mulai dari foto sampai daerah tujuan mereka liburan semuanya data-datanya tersedia.
Adalah pilihan pribadi ketika anda memposting tentang diri sendiri atau anak-anak di media sosial. Di masa yang akan datang, anda harus menyadari bahwa perusahaan teknologi bisa saja membuat dokumen tentang anak-anak kita. Dimulai dengan pengumuman kelahiran dan seterusnya.
Dan anda harus mengetahui bahwa data-data itu adalah hak sipil digital modern yang perlu kita tuntut keamanan dan perlindungannya. Artinya, di masa yang akan datang, semua orang pasti menginginkan privasi terhadap data anak-anak yang beredar di internet.
Isu privasi di ranah digital memang tengah menjadi tren dunia saat ini. Mungkin di Indonesia belum banyak yang menyadari pentingnya perlindungan dan pengamanan data, tapi setidaknya hal ini harus dikampanyekan terus menerus.
Saat ini, khususnya di Indonesia, informasi pribadi dikumpulkan, diolah, dijual, dan diberikan tanpa sepengetahuan atau persetujuan pemilik data. Dan Indonesia adalah negara yang punya kekayaan data luar biasa.
Berikut ini empat hal mendasar yang harus anda ketahui tentang privasi data. Dilansir dari Blog Mozilla, tiga hal ini wajib diketahui jika anda hidup di era peradaban digital:
1. Anda harus menjadi seorang yang pemilih dalam menggunakan teknologi.
Anda tidak perlu mengikuti arus karena teknologi dan perusahaan penyedia layanan harus benar-benar menghormati Anda dan data Anda.
Browser Firefox dan mesin pencari DuckDuckGo - yang mengirimkan pesan penting ke perusahaan besar yang sebagian besar memprioritaskan pelanggan di atas pemegang saham.
Boleh saja kalau itu yang dikatakan ke publik, tapi yang harus dilihat adalah perusahaan ini menempatkan etika di jantung bisnis dan memang layak untuk di download lalu digunakan.
2. Anda harus menggunakan pengaturan privasi dalam teknologi yang digunakan.
Sebagian besar situs dan aplikasi memiliki pengaturan privasi dapat dengan mudah di akses, tetapi mereka menyimpannya dalam beberapa tab.
Banyak teknologi yang berpusat pada pengguna, pengaturan default akan memasukkan preferensi privasi Anda ke dalam akun dan membuatnya lebih mudah untuk diperbarui.
Saat ini, seperti yang mungkin Anda alami, menemukan dan menyesuaikan pengaturan privasi Anda cukup sulit sehingga sebagian besar dari kita menyerah atau terganggu di tengah jalan dengan mencoba mencari tahu apa yang harus klik.
Persiapkan dirimu dan terus berusaha! Coba detoks data anda dan setel ulang opsi privasi Anda, langkah demi langkah.
3. Anda harus mendidik diri sendiri tentang bagaimana data Anda diakses dan digunakan.
Oke, hal itu mungkin terdengar lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Di Amerika Serikat ada sebuah gerakan Privacy Paradox Challenge dimana dalam satu minggu anda ikut dalam podcast mini dan kegiatan tantangan pribadi yang akan membantu Anda mendapatkan wawasan tentang seberapa luas masalah data dan bagaimana membuat privasi Anda terjaga.
4. Belajar dari Facebook.
Raksasa digital Facebook selalu mengatakan tentang etika dan perlindungan data. Facebook mengklaim telah bekerja lebih transparan. Facebook menaungi tiga raksasa digital lainnya yakni Instagram, WhatsApp dan Facebook Messenger.
Awal tahun 2019 bos Facebook, Mark Zuckerberg, membuat Resolusi Tahun Baru 2019 dengan "menyelenggarakan serangkaian diskusi publik tentang masa depan teknologi di masyarakat."
Tetapi kita tidak mudah percaya setelah melihat skandal Cambridge Analytica dimana 87 juta akun Facebook diakses. Puluhan juta orang (mungkin Anda) tidak secara sadar memberi izin agar informasi mereka dibagikan atau dimanipulasi oleh para operator politik dengan etika yang dipertanyakan.
Mari kita pastikan perusahaan teknologi berbicara tentang privasi. Mari kita terus mengajukan pertanyaan yang lebih sulit kepada semua perusahaan teknologi.
Share: