Jakarta, Cyberthreat.id - Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listiyarti, meminta pesan mereka terkait anak STM diviralkan. Dalam pesannya kepada awak media, Retno mengimbau kepada para orang tua siswa SMA/SMK  yang  berdomisili di DKI Jakarta, Depok dan Bekasi untuk mengecek keberadaan anak-anaknya.

"Kami khawatir (anak-anak STM) itu menjadi bagian dari peserta aksi demo di gedung DPR RI," kata Retno di Jakarta, Rabu (25 September 2019).

Para orang tua, kata dia, harus didorong untuk meminta anak-anaknya meninggalkan lokasi aksi jika memang masih berada di lokasi aksi. Dalam pesan tersebut KPAI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta sedang menuju gedung DPR RI.

"Menurut info, anak-anak sekolah ini melakukan aksi dengan janjian melalui media sosial. Saat ini terdeteksi berasal dari Bekasi, Depok dan Jakarta Utara. Sebagian besar di duga siswa SMK (STM)," ujarnya.

Sepanjang Rabu (25 September 2019) ranah media sosial memang dipenuhi pesan dan informasi yang berisi anak sekolah ikut aksi demo di Gedung DPR RI. Pesan yang beredar berupa narasi dan video termasuk kekerasan seperti anak sekolah bentrok fisik dengan aparat Kepolisian hingga mengganggu ketertiban di jalan.

Di Twitter tagar #STMmelawan menjadi trending topic dan mendapat respon luar biasa. Hingga pukul 18.00 WIB tagar tersebut telah mendapatkan tweet sebanyak 179 ribu lebih.

Sementara konten video dengan berbagai aksi dan kegiatan kekerasan terus beredar masif lewat media sosial hingga pesan berantai WhatsApp. Di sela sebaran video dan narasi tersebut terselip pesan hoaks tentang korban yang meninggal dunia.

"UPDATE #Repost @warung_jurnalis
Kericuhan antara polisi dengan pelajar SMA/STM semakin tak terkendali. Polisi pun sempat kewalahan meladeni pelajar yang terus mencoba masuk gedug DPR/MPR, Senayan.Pantauan di lokasi Rabu (25/9/2019) sekira pukul 16.00," ungkap akun @Ajeng__Cute16 sambil memposting sebuah video anak STM yang ingin memasuki paksa kompleks gedung parlemen.