IND | ENG
Media Sosial Permudah Perajin Pasarkan Kain Tenun Badui

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Media Sosial Permudah Perajin Pasarkan Kain Tenun Badui
Andi Nugroho Diposting : Selasa, 03 September 2019 - 12:08 WIB

Lebak, Cyberthreat.id – Permintaan kain tenun Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, cenderung meningkat seiring penggunaan media sosial dalam pemasarannya. "Sejak sepekan terakhir sibuk melayani permintaan pesanan dari luar daerah," kata Ayu, seorang perajin kain tenun Badui di pedalaman Badui Kabupaten Lebak.

Saat ini, permintaan kain tenun Badui juga ada dari Jakarta, Bandung, Semarang hingga sejumlah kota di Pulau Sumatera. Menurut Ayu, kain tenun Badui yang dipasarkan melalui medsosi bervariasi mulai harga Rp 250 ribu hingga Rp 1,5 juta per kain dengan ukuran panjang tiga meter dan lebar tiga meter.

Produksi kain tenun Badui dikerjakan secara alami dan mengerjakan hingga tiga hari per kain. Kain tenun Badui memiliki kelebihan dari motif dan warna sehingga berbeda dengan kain tenun dari daerah lain di Tanah Air.

Kebanyakan wisatawan yang membeli kain tenun Badui itu perempuan karena bisa dijadikan busana maupun pakaian resmi. "Kami sejak dua bulan terakhir ini bisa menghasilkan omzet Rp 25 juta," katanya menjelaskan.

Sukmara, perajin kain tenun Badui, mengatakan dirinya memproduksi kain tenun mengggunakan pewarna alami dengan memanfaatkan dari kayu-kayuan, seperti pohon mahoni, turami dan lainnya. Pewarna alami itu, kata dia, banyak pesanan karena dinilai unik dan memiliki seni.

Bahkan, Bupati Lebak Iti Octavia dan pejabat lainnya di Provinsi Banten banyak yang pesan kain tenun Badui pewarna alami itu. Harga kain tenun Badui pewarna alami bervariasi mulai harga Rp 500 ribu sampai Rp 1,7 juta per kain.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan kain tenun Badui pewarna alami itu hingga 40 unit/bulan dengan pendapatan sekitar Rp25 juta," kata dia

Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan pemerintah daerah terus meningkatkan kualitas kain tenun Badui karena menyumbangkan ekonomi masyarakat setempat.

Peningkatan kualitas kain tenun Badui itu dengan menggunakan pewarna alami dari dedaunan dan pohon sekitar kawasan Badui.

Saat ini, kain tenun Badui memiliki aneka warna dan motif, di antaranya Poleng Hideung, Poleng Paul, Mursadam, Pepetikan, Kacang Herang, Maghrib, Capit Hurang, Susuatan, Suat Songket, Smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).

Selain itu juga motif Adu Mancung, serta motif Aros yang terdiri dari Aros Awi Gede, Kembang Saka, Kembang Cikur, dan Aros Anggeus. Motif tenun Badui itu juga memiliki makna tersendiri disesuaikan dengan budaya mereka.

"Kami terus membina sebanyak 260 perajin Badui dengan pelatihan-pelatihan juga menyalurkan bantuan peralatan produksi," kata dia seperti dikutip dari Antaranews.com, Selasa (3 September 2019).

#kaintenunbadui   #badui   #belanjaonline   #onlinemarketing   #ekonomidigital   #mediasosial

Share:




BACA JUGA
Luncurkan Markas Aceh, Wamen Nezar Dorong Lahirnya Start Up Digital Baru
Wujudkan Visi Indonesia Digital 2045, Pemerintah Dorong Riset Ekonomi Digital
Ekonomi Digital Ciptakan 3,7 Juta Pekerjaan Tambahan pada 2025
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf
Meta Digugat, Dinilai Tak Mampu Lindungi Anak dari Predator Seksual