
Booth Developer PyTeak dalam kompetisi OpenVINO yang digelar Metrodata di Jakarta, Kamis (22 Agustus 2019). | Foto: Faisal Hafis
Booth Developer PyTeak dalam kompetisi OpenVINO yang digelar Metrodata di Jakarta, Kamis (22 Agustus 2019). | Foto: Faisal Hafis
Jakarta, Cyberthreat.id - Teknologi pendeteksi ayam sakit, PyTeak, menjadi lima besar kompetisi OpenVINO 2019 Hackathon. Solusi yang ditawarkan PyTeak sebenarnya cukup sederhana yaitu bagaimana mendeteksi ternak unggas yang sakit di dalam kandang.
Teknologi ini bisa digunakan peternak ayam untuk produksi massal seperti KFC hingga peternak rumahan. PyTeak berasal dari Bahasa Jawa yang artinya ayam.
Engineer PyTeak, Resa Dwika Hefni Al-Fahsi, mengatakan PyTeak menargetkan ternak unggas dalam produksi massal karena penyebaran/penularan penyakit di dalam sebuah kandang itu sangat cepat.
Jika tidak cepat diantisipasi bisa membuat ayam mati secara massal sehingga peternak mengalami kerugian.
"Biasanya dalam ribuan ayam di kandang itu, tiba-tiba ada saja ayam yang jatuh terkulai karena sakit. Dan itu belum diketahui penyakitnya sehingga PyTeak mendeteksi ayam yang sakit untuk dipisahkan lebih cepat sebelum penyakitnya menular," kata Resa kepada Cyberthreat.id di sela kompetisi OpenVINO 2019 di Jakarta, Kamis (22 Agustus 2019).
PyTeak dikembangkan tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Resa Dwika dan Kevin Aldian sebagai Engineer serta Kenzy Dario sebagai CEO. Resa mengakui akurasi deteksi PyTeak belum 100 persen akurat namun lewat OpenVino 2019 yang menggunakan platform milik Intel, dia percaya PyTeak akan terus berkembang.
"Memang masih ada eror satu satu, tapi justru melalui eror itu kami lakukan perbaikan," kata Resa.
Cara Kerja PyTeak
CEO Kenzy Dario mengatakan pengembangan PyTeak meminimalkan anggaran seperti menghindari pemasangan sensor yang terlalu banyak. Sensor, kata dia, harganya cukup mahal sehingga mereka menggunakan kamera yang dikembangkan dengan kemampuan mendeteksi.
"Kami cari solusi yang lebih murah yaitu menggunakan kamera di berbagai sudut kandang dan tempat tertentu. Ketika ada ayam yang jatuh sakit, peternak pasti akan diberitahu," ujarnya.
Kenzy menyatakan PyTeak dikembangkan untuk livestock. Artinya bukan ternak unggas saja yang akan di deteksi tapi juga sapi, bebek, kambing hingga babi.
"Di sapi dan kambing itu kan ada penyakit antraks sehingga PyTeak harus kami kembangkan lagi."
Engineer PyTeak, Kevin Aldian, mengatakan framework yang mereka kembangkan berupa censor flow yang kemudian dioptimalkan dengan platform OpenVINO. Hasilnya ada dua yakni ketika PyTeak digunakan dengan komputer biasa, maka hasilnya memakan waktu yang agak lama, sementara platform OpenVINO yang dikembangkan waktunya lebih cepat.
"Dua-duanya punya keunggulan masing-masing dan harapan kami tentunya teknologi ini benar-benar menjadi solusi di tengah besarnya kebutuhan Indonesia akan ayam."
Share: