IND | ENG
Akun Medsos China Serbu Hong Kong Sebarkan Hoaks

Ilustrasi | Foto: Faisal Hafis

Akun Medsos China Serbu Hong Kong Sebarkan Hoaks
Arif Rahman Diposting : Selasa, 20 Agustus 2019 - 19:11 WIB

Beijing, Cyberthreat.id - Akun media sosial yang berasal dari China disebut telah mengirimkan serangkaian hoaks ke Hong Kong yang tengah menghadapi aksi demonstrasi dan unjuk rasa yang kerap berakhir ricuh.

Baru-baru ini Twitter mengumumkan telah memblokir sekitar 200 ribu akun yang mengirimkan hoaks dan menciptakan disinformasi terkait pengunjuk rasa di Hong Kong.

Akun-akun tersebut melakukan serangan terkoordinasi dengan sengaja dan secara khusus menabur perselisihan politik di Hong Kong. Termasuk merusak legitimasi dan peta politik pergerakan protes di lapangan.

"Akun-akun Facebook dan Twitter yang berasal dari China bertindak secara terkoordinasi dengan mengirimkan pesan dan gambar hingga video," tulis The Independent dilansir Senin (19 Agustus 2019).

Memenuhi ruang siber dengan informasi hoaks adalah praktik standar yang digunakan Pemerintah China di dalam negeri. Pemerintah Negeri Tirai Bambu mempelajari dengan cermat apa yang dilakukan Rusia di Amerika Serikat (AS) pada Pilpres 2016 sesuai teori Firehose of Falsehood.

Firehose of falsehood adalah teknik propaganda di mana sejumlah besar pesan disiarkan secara masif, cepat, berulang, dan terus menerus melalui berbagai saluran tanpa memperhatikan kebenaran atau konsistensi. Akibatnya begitu luar biasa terhadap kondisi di lapangan.

"Berdasarkan penyelidikan mendalam yang kami lakukan, kami memiliki bukti kuat dan terpercaya bahwa ini adalah operasi yang didukung oleh negara (state sponsored)," demikian keterangan yang diumumkan Twitter, Senin (19 Agustus 2019).

Serangan Siber

China sebelumnya juga pernah melancarkan serangan siber terhadap aplikasi pesan instan Telegram. Diketahui Telegram adalah aplikasi percakapan yang paling banyak digunakan pengunjuk rasa Hong Kong.

Telegram dikenal aman dan anti sadap sehingga kerap digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi rahasia.

Bulan Juni lalu CEO Telegram Pavel Durov mengatakan layanan pesan instan miliknya mengalami serangan DDoS secara terkoordinasi. Ia mengatakan IP address kebanyakan berasal dari China.

"Secara historis, semua serangan DDoS berukuran 200/400 Gb adalah sampah yang kami alami bertepatan dengan protes di Hong Kong," kata Pavel Durov pertengahan Juni 2013.

Facebook telah menghapus tujuh halaman, tiga grup Facebook, dan lima akun yang terlibat dalam kampanye disinformasi tentang pengunjuk rasa Hong Kong.

Di era digital dan internet penggunaan Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya untuk menyebarkan pesan memecah belah serta konflik sudah sangat lazim. 

#Hoaks   #firehoseoffalsehood   #mediasosial   #Twitter   #Facebook   #Instagram   #disinformasi

Share:




BACA JUGA
Jaga Kondusifitas, Menko Polhukam Imbau Media Cegah Sebar Hoaks
Menteri Budi Arie Apresiasi Kolaborasi Perkuat Transformasi Digital Pemerintahan
Butuh Informasi Pemilu? Menteri Budi Arie: Buka pemiludamaipedia!
Agar Tak Jadi Korban Hoaks, Menkominfo: Gampang, Ingat BAS!
Dicecar Parlemen Soal Perlindungan Anak, Mark Facebook Minta Maaf