
Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Susanto Djaja (kedua dari kiri) | Foto: Rahmat Herlambang
Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Susanto Djaja (kedua dari kiri) | Foto: Rahmat Herlambang
Jakarta, Cyberthreat.id - Metrodata Electronics menggandeng empat komunitas untuk memberikan wawasan dan literasi tentang Big Data dan Secured DevOps di Indonesia. Dalam dua tahun terakhir Metrodata melihat perkembangan kebutuhan pelanggan dalam Big Data dan Data Visualization (Analytics) meningkat signifikan.
Empat komunitas itu adalah DevOps Indonesia, Data Science Indonesia, Cyber Defense Indonesia dan DevSecOps Indonesia.
"Untuk semester pertama 2019 sektor digital business kami untung sampai Rp 500 miliar. Anda bayangkan potensi bisnisnya karena kami bertumbuh di tahun politik yang kata orang sulit," kata Presiden Direktur PT Metrodata Electronics, Susanto Djaja, di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019).
Metrodata sebenarnya baru serius menggeluti sektor Big Data dan Analytics sejak akhir 2018. Namun, potensi dan nilai bisnis yang sangat besar di Indonesia ternyata mampu mendatangkan keuntungan yang luar biasa di Semester I tahun 2019.
Susanto mengaku tidak kaget karena Metrodata sebenarnya telah mempersiapkan ceruk bisnis di sektor Big Data dan Analytics dengan sangat matang. Sebelum benar-benar terjun ke Big Data, dia telah membentuk unit bisnis baru yang segmented dan terbagi enam.
Keenam produk Analytics tersebut adalah Business Intelligence, Data Management, Enterprise Performance Management, Big Data, Machine Learning dan Social Media Analytics.
"Strategi diversifikasi segmen bisnis kami terbukti berhasil. Kami juga pastikan solusi yang ditawarkan Metrodata memiliki daya jual tinggi," kata dia.
Country manager Claudera Indonesia, Fanly Tanto, senada dengan mengatakan Indonesia merupakan highest growth untuk spending Analytics di Asia Pasifik.
"Untuk growth spending ini, Indonesia nomor dua setelah China. Jadi bisa dibayangkan bagaimana besarnya nilai bisnis Big Data di Indonesia ke depan," ujarnya.
Fanly mengatakan salah satu klien mereka adalah aplikasi pembayaran digital OVO yang bergandengan dengan Unicorn Grab. OVO, kata dia, sangat responsif dalam penggunaan Big Data sehingga sampai launching produk baru tiga bulan sekali.
"OVO ini luar biasa karena revenue mereka terus meningkat dan berkembang sangat cepat. Misalnya dalam pemahaman customer dan banyak hal lainnya," ujar Fanly.
Share: