IND | ENG
Eks Pekerja Huawei Lejitkan E-Commerce Killimall di Afrika

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Eks Pekerja Huawei Lejitkan E-Commerce Killimall di Afrika
Andi Nugroho Diposting : Senin, 12 Agustus 2019 - 19:15 WIB

Cyberthreat.id – Apa yang kamu bayangkan tentang Afrika sekarang? Benua gersang dan miskin, bukan?

Buang jauh-jauh pikiran itu. Sekarang zaman internet. Dunia serbadigital. Dan, tahukah kamu pertumbuhan pengguna internet di Afrika tumbuh begitu tinggi.

Awal Januari 2018, We Are Social dan Hootsuite mengeluarkan laporan yang menyebutkan, Afrika mengalami pertumbuhan tercepat dalam penetrasi internet. Jumlah pengguna di seluruh benua meningkat lebih dari 20 persen sejak Januari 2017. Jumlah pengguna di Benin, Sierra Leone, Niger, dan Mozambik juga meningkat dua kali lipat selama 2017.

Laporan Statista, penyedia riset data pasar dan konsumen asal Jerman, bahkan mencatat hingga Maret 2019, pengguna internet terbanyak di seluruh Afrika terdapat di Nigeria dengan jumlah 111,6 juta orang. Jika jumlah tersebut digabung dengan jumlah pengguna di Mesir dan Kenya, jumlah pengguna internetnya telah melampaui pengguna di Indonesia (171 juta jiwa). Mayoritas lalu lintas web di pasar digital ini berasal dari perangkat seluler. Lihat matriks berikut ini yang dikutip dari Statista.com:



Pertumbuhaan pengguna internet itu juga menjadi peluang pebisnis online atau perdagangan elektronik (e-commerce). Salah satu pemain e-commerce terkemuka di Afrika adalah Kilimall—dinamai dengan nama gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro.

Kilimall, perusahaan rintisan asal China, kini sedang membangun sebuah platform yang memberdayakan ribuan bisnis kecil China yang selanjutnya menjual produknya ke pasar Afrika dengan layanan lokal mereka.

Sebagai pemain e-commerce China pertama yang masuk Afrika, Kilimall menjual produk yang menjangkau berbagai kategori, seperti elektronik, pakaian, peralatan rumah tangga, tas fesyen, make-up, dan lain-lain.

Sejak didirikan pada 2014, Kilimall berkembang pesat untuk menjadi situs e-commerce terbesar di Kenya dengan sekitar 10 juta pengguna dan lebih dari 10.000 penjual dari Afrika dan China. Sekarang, ia juga mendistribusikan di Uganda dan Nigeria.

Kilimall juga menawarkan sistem pembayaran online Lipapay dan sistem logistik KillExpress yang bertujuan untuk menjadi "Digital Africa Enabler".

Yang Tao, pendiri dan kepala eksekutif Kilimall, menceritakan pengalamannya saat pertama kali masuk Afrika. Ia merasa jengkel dengan ketidaknyamanan berbelanja di negara-negara Afrika setelah dikirim ke sana oleh mantan atasannya di Huawei untuk membantu perusahaan telekomunikasi lokal membangun platform pembayaran mobile pada 2012.

"Harga barang sangat tinggi di Afrika, sementara pilihannya terbatas," kata Yang seperti dikutip dari South China Morning Post, yang diakses Senin (12 Agustus 2019).

"Pada waktu itu, saya merasa bahwa e-commerce tidak hanya akan memecahkan masalah belanja, tetapi juga masalah yang lebih besar untuk benua Afrika."

"Ada kota-kota yang sangat modern di Afrika, dengan banyak pria tampan dan wanita cantik, yang menjadi semakin makmur," kata Yang.

"Kelas menengah sedang booming dan persyaratan mereka untuk kualitas hidup semakin tinggi dan lebih tinggi," ia menambahkan.

Pesaing lokal

Namun begitu, Kilimall juga memiliki beberapa kompetisi dari pemain lokal, tetapi Yang Tao tidak khawatir karena masih ada potensi besar di Afrika.

Pemain lokal yang menjadi pesaing Kilimall, yaitu Jumia dan Konga.com, dua-duanya berasal dari Nigeria. Persaingan keduan pemain lokal itu pun cukup tinggi. Saat Jumia berhasil mengumpulkan modal sebesar US $ 196 juta dalam penawaran umum perdana di New York Stock Exchange April lalu, Konga.com memilih bersatu dengan Yudala, perusahaan e-commerce yang berafiliasi dengan Zinox Technologies di bulan yang sama.

Dengan pasar e-commerce di China yang didominasi oleh Alibaba dan JD.com, pasar Afrika relatif muda dengan potensi besar.

Pasar e-commerce Afrika telah mencapai US $ 18 miliar pada 2019 dan diperkirakan tumbuh mencapai US $ 32 miliar pada 2023, dengan tingkat pertumbuhan per tahun sebesar 15,4 persen, demikian menurut Statista.

Afrika juga merupakan benua yang tumbuh paling cepat dalam hal ukuran populasi, menurut PBB. Hal ini menjadi peluang besar dari segi ekonomi.

"Demografis dengan pasokan tenaga kerja berbiaya rendah dan generasi muda akan menghasilkan pasar konsumen internet potensial yang sangat besar," kata Chen Yun, direktur investasi di Crystal Stream Capital, yang telah mulai lebih fokus pada Afrika tahun ini.

Namun, Yun memperingatkan, lebih baik Kilimall tidak meniru gaya pemain e-commerce China lainnya, sebab tradisi sosial, budaya dan kebiasaan konsumen sama sekali berbeda di negara-negara Afrika.

#e-commerce   #pasardaring   #pasaronline   #afrika   #e-commerceafrika   #killimal   #jumia   #konga.com   #internetafrika

Share:




BACA JUGA
Waspada Serangan BEC Berkedok Tutupnya SVB
Silicon Valley Bank Tutup, Pelapak Online di Amerika Serikat Kesulitan Terima Pembayaran
JD.ID Jamin Penarikan Dana di JDBalance Cair Tiga Hari, Berikut Caranya
JD.ID Menyerah di Indonesia. Layanan Ditutup Akhir Maret 2023
Tren Pay Later di Indonesia Tumbuh 10 Kali Lipat