
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Jakarta, Cyberthreat.id – Tren perdagangan elektronik (e-commerce) memberikan peluang produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bersaing di pasar internasional. Salah satu strategi yang dilaukan pemerintah, yaitu membangun pusat logistik berikat e-commerce (PLB-e).
Demikian disampaikan Direktur Fasilitasi Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan, Oentarto Wibowo di Jakarta, seperti dikutip dari Antaranews.com, yang diakses Minggu (11 Agustus 2019).
Menurut Oentarto, PLB- e tidak semata-mata bertujuan menarik barang-barang impor yang akan diperjualbelikan pada platform pasar daring di Indonesia, tapi juga mendorong ekspor produk-poduk UMKM.
Caranya, kata dia, dengan mewajibkan para pelaku e-commerce agar memasarkan produk-produk UMKM Indonesia. Apalagi jika pelaku e-commerce tersebut telah mendunia seperti Alibaba, Amazon, Lazada, dan sebagainya.
“Maka memasarkan produk UMKM Indonesia dengan batasan maksimal 15 persen dari produk yang ditimbun untuk dijual melalui platform e-commerce menjadi hal yang wajib, sebagaimana tercantum pada PMK No.28/PMK.04/2018,” ujar Oentarto.
Menurut Oentarto, selama ini pemasaran merupakan kendala terbesar bagi IKM Indonesia dalam menjalankan bisnisnya karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit .
Dengan adanya bantuan pemasaran melalu PLB-e, pelakuk usaha kecl akan dapat berfokus pada pengusahaan modal, sistem produksi, dan distribusi.
Para eksportir UMKM juga dapat memanfaatkan PLB-e dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan baku melalui fasilitasi KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor).
Presiden Direktur PT Uniair Indotama Cargo Lisa Juliawati mengatakan beroperasinya PLB-e ini tidak hanya menyejajarkan posisi daya saing Indonesia di mata internasional, tapi lebih jauh lagi agar para pengusaha dan produsen UMKM lokal memiliki produk berkualitas dan setara standar ekspor
“Selama ini banyak UMKM Indonesia yang masih kesulitan memasarkan produknya, atau mencari bahan baku penunjang yang didapat dari impor untuk mendukung produksinya karena terbentur skala efisiensi usaha," kata dia.
Share: