
Ilustrasi peretas
Ilustrasi peretas
Jakarta, Cyberthreat.id - Pakar Keamanan Siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai KPU RI perlu melakukan audit sistem teknologi informasi (TI).
"Kalau perlu di assessment lagi sistemnya secara menyeluruh," kata Pratama kepada Cyberthreat.id, Kamis (11/4/2019).
Pratama berkomentar usai mengecek situs web KPU RI yang diretas pada Kamis (11/4/2019) pukul 16.40 WIB. Ia memastikan situs diretas meskipun pada pukul 18.00 ia mengonfirmasi bahwa halaman yang diretas telah ditutup kemudian diperbaiki.
Ia berharap situs KPU tidak dipasang exploit atau semacam kode yang menyerang keamanan komputer secara spesifik.
Exploit banyak digunakan untuk penetrasi baik secara legal ataupun ilegal untuk mencari kelemahan (vulnerability) pada komputer tujuan.
"Berarti KPU sudah menyadari web-nya di-hack. Kita berharap tidak dipasang exploit di sistemnya."
Penyerangan terhadap situs KPU bukan kali ini saja terjadi. Berkali-kali sistem TI penyelenggara Pemilu itu diretas hingga menimbulkan hoaks dan kabar miring di ruang publik.
Sebelumnya Ketua KPU RI Arief Budiman meminta masyarakat untuk memahami mekanisme sistem teknologi informasi (TI) Pemilu 2019.
Baca: KPU RI Imbau Masyarakat Pahami Mekanisme dan Sistem TI Pemilu
Ia sekaligus menjawab hoaks tentang hasil Pemilu 2019 yang bisa direkayasa hingga fitnah tentang pencurian suara yang bertujuan memenangkan salah satu paslon.
Share: