
Ilustrasi Freepik
Ilustrasi Freepik
Cyberthreat.id – Industri financial technology (fintech) di Indonesia sering diprediksi masih memiliki potensi untuk berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat yang masih tinggi terhadap layanan keuangan alternatif yang terjangkau.
Open finance atau platform teknologi keuangan terbuka menyediakan layanan infrastruktur teknologi bagi pebisnis digital untuk menghadirkan kapabilitas fintech di dalam aplikasinya.
Country Manager Brankas Indonesia, Husni Fuad menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi underbanked dan unbanked tertinggi di Asia Tenggara.
Jumlahnya mencapai 81% dari total populasi Indonesia. Kondisi ini membuat perusahaan fintech memiliki peran untuk menghadirkan layanan keuangan alternatif bagi berbagai lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di luar kota besar.
Dasar yang menjanjikan di Indonesia membuat jumlah pelaku fintech terus meningkat dan berdampak pada peta persaingan industri yang semakin ketat.
Di sisi lain, transformasi digital yang berjalan semakin masif di berbagai sektor juga telah membuat kebutuhan masyarakat semakin tinggi terhadap inovasi produk layanan keuangan yang aman, praktis dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Berkaca pada tantangan tersebut, kehadiran open finance lantas menjadi sebuah keniscayaan untuk mendukung fintech agar tetap relevan dengan kondisi industri dan kebutuhan masyarakat, sehingga industri tersebut pun dapat memastikan keberlanjutannya," katanya dalam pernyataan resminya, Kamis (1/12).
Brankas, lanjutnya, sebagai penyedia layanan open finance di Indonesia, meyakini bahwa open finance akan menjadi masa depan bagi industri fintech di Indonesia.
Dia melihat bahwa pangsa pasar fintech masih besar di Indonesia, namun hal ini harus diimbangi dengan kemampuan fintech dalam berinovasi dan menjangkau konsumen lebih luas secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini, ia menuturkan open finance memiliki peran yang strategis bagi fintech untuk mengoptimalkan berbagai peluang di pasar, termasuk mewujudkan berbagai layanan yang sangat dipersonalisasi pada kebutuhan konsumen.
"Saat ini, perkembangan open finance di Indonesia masih berada pada tahap awal, namun kami optimis bahwa open finance menyimpan berbagai potensi yang dapat mendukung masa depan industri fintech di Indonesia," ujarnya.
Laporan "Open Finance Deep Dive Report: Unlocking the Potential of Open Finance in Indonesia" oleh Katadata Insight Center bekerja sama dengan platform teknologi keuangan terbuka Finantier menyebutkan potensi layanan Open Finance di Indonesia mencapai US$2 miliar atau setara Rp31,4 triliun.
Husni melanjutkan Brankas berharap bahwa Indonesia dapat mengikuti jejak Inggris dalam penerapan open finance yang telah mampu membantu pelaku industri keuangan dalam membuka akses keuangan secara merata bagi masyarakat.
Pada Juni 2022, jumlah pengguna aktif open finance di Inggris telah mencapai 6 juta dengan jumlah penyedia pihak ketiga sebanyak 128. Penggunaan application programming interface (API) bahkan telah bertumbuh dari 15 juta panggilan API perhari pada 2020 menjadi 33 juta panggilan API perhari pada tahun 2022.
Share: