IND | ENG
Pemerintah dan Pelaku Industri Fintech Masih Miliki PR untuk Dorong Kemudahan Akses Perempuan

Ilustrasi Freepik

Pemerintah dan Pelaku Industri Fintech Masih Miliki PR untuk Dorong Kemudahan Akses Perempuan
Alfi Syahri Diposting : Rabu, 30 November 2022 - 09:16 WIB

Cyberthreat.id – Industri keuangan digital (fintech) dinilai menjadi salah satu sektor yang paling berkembang dengan adanya peningkatan partisipasi perempuan sebagai pelaku industri dan pengguna.

Co-Founder dan CEO VIDA Sati Rasuanto mengatakan baik pelaku industri maupun pemerintah masih memiliki banyak tugas dan perlu bekerja sama dalam mengadvokasi dan memberikan akses yang lebih mudah kepada masyarakat khususnya perempuan dalam inklusi keuangan pada lingkup digital. 

“Dalam proses onboarding pengguna layanan digital, keberhasilan verifikasi dan otentikasi identitas digital sesuai menjadi salah satu kunci penentu bergabungnya pengguna ke dalam platform layanan fintech. Untuk itulah, VIDA berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menghasilkan teknologi yang inklusif dan ramah bagi berbagai gender," katanya dalam pernyataan resminya, dikutip Rabu (30/11).

Menurut Laporan Survei Anggota Tahunan AFTECH, industri fintech di Indonesia saat ini cukup banyak menyediakan layanan khusus untuk perempuan. 

Salah satu produk layanan yang paling banyak digunakan oleh perempuan adalah P2P lending yang 84% peminjamnya adalah perempuan. 

Hal ini juga juga sejalan dengan survei yang dilakukan OJK yang mengungkapkan bahwa 66,7% penerima P2P atau pinjaman online adalah perempuan. 

Industri fintech di Indonesia saat ini juga sudah banyak melibatkan perempuan untuk berinovasi dalam membangun ekosistem digital yang aman dan nyaman untuk perempuan. 

Sati menegaskan dengan begitu, pengguna layanan digital khususnya perempuan dapat melakukan proses onboarding dalam platform digital secara mudah, aman, dan nyaman tanpa adanya bias dan kendala terkait teknologi deteksi verifikasi identitas.

Selain akses dan kemudahan penggunaan layanan fintech, ia menuturkan literasi digital dan literasi keuangan yang memadai juga menjadi faktor penting dalam menjamin perempuan mendapatkan kenyamanan dan keamanan penggunaan layanan keuangan di dalam ekosistem digital. 

Masih berdasarkan Laporan Survei Anggota Tahunan AFTECH, indeks literasi keuangan baik laki-laki maupun perempuan telah mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan literasi keuangan perempuan dua kali lipat dibandingkan laki-laki pada tahun 2016 hingga 2019 dengan peningkatan sebesar 12,4%. 

Sati melanjutkan, literasi digital dan keuangan yang belum merata di tengah meningkatnya penggunaan layanan fintech di kalangan perempuan, masih menempatkan kelompok masyarakat, khususnya di Indonesia, sebagai pengguna layanan yang rentan terhadap berbagai risiko kejahatan keuangan. 

"Meningkatnya jumlah kasus perempuan sebagai korban platform pinjaman dan investasi online ilegal menunjukan rendahnya literasi keuangan dengan berbagai latar belakang yang masih perlu diperhatikan baik oleh pelaku bisnis industri fintech maupun pemerintah," imbuhnya.

Dengan dilakukannya advokasi literasi digital dan keuangan seiring penetrasi penggunaan layanan fintech, VIDA optimis ke depannya hal ini dapat dijadikan salah satu solusi dari inklusi keuangan perempuan dalam membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi di Indonesia. 

"Tidak hanya sebagai pengguna, kami mendorong peningkatan peran perempuan di balik inovasi teknologi fintech agar perempuan merasa aman dan nyaman menggunakan produk fintech dalam bertransaksi dalam ekosistem digital," ujarnya.

#Fintech   #Perempuan   #VIDA

Share:




BACA JUGA
Sekjen Kominfo Dorong Perempuan Indonesia Kuasai STEM dan Literasi DigitalĀ 
Penjahat Siber Gabungkan Sertifikat Phishing dan EV untuk Mengirimkan Muatan Ransomware
Wamenkominfo Nezar Dorong Perempuan Tingkatkan Literasi Digital
SERANGAN SIBER
Peretas Mencuri Rp305 Miliar dengan Mengeksploitasi Cacat dalam Sistem Pembayaran Revolut
Taktik Baru Malware Vidar: Hindari Deteksi dan Anonimkan Aktivitas