
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Ilustrasi | Foto: freepik.com
Bukittinggi, Cyberthreat.id – Pasar digital Tanah Air telah menyumbang 50 persen transaksi belanja daring di kawasan Asia Tenggara. "Nilai ini yang terbesar di Asia Tenggara dan masih sangat mungkin untuk dikembangkan," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Kemaritiman Kemkominfo RI, Septriana Tangkary di Bukittinggi, Kamis (18 Juli 2019).
Menurut dia, salah satu cara untuk mendorong transaksi belanja dari, yaitu sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus terjun ke pasar digital tersebut.
Dengan semakin banyak UMKM terjun ke ekonomi digital melalui pita lebar, bisnis elektronik, media sosial, teknologi awan, dan platform ponsel, menurut Septriana, pendapatan dan penyediaan lapangan kerja bisa tumbuh, serta menjadi lebih inovatif dan kompetitif.
"UMKM harus dapat memanfaatkan kesempatan ini demi menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan perkembangan digital yang sangat pesat, saatnya Indonesia tidak hanya menjadi target pasar," tutur dia seperti diberitakan Antaranews.com.
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 2018, sekitar 9,61 juta unit UMKM dari 60 juta unit usaha sudah memanfaatkan platform online. Menurut dia, hal ini bisa terus dikembangkan apalagi berkaca pada jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai lebih dari 171,17 juta.
Pemerintah telah menyusun peta jalan e-commerce nasional, hasil kolaborasi lebih dari delapan kementerian dan lembaga pemerintah. Jika terimplementasikan tepat waktu, kata dia, terproyeksikan nilai transaksi e-commerce sebesar US$ 130 Milyar pada tahun 2020.
Menurut Septriana, proyeksi itu bukan tidak mungkin karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen dari jumlah UMKM hampir mencapai 60 juta unit.
Share: