
Pendiri WikiLeaks Julian Assange | Foto ilustrasi: thedailybeast.com
Pendiri WikiLeaks Julian Assange | Foto ilustrasi: thedailybeast.com
Cyberthreat.id - Mahkamah Agung Inggris telah menolak untuk mendengar banding dari pendiri WikiLeaks Julian Assange terhadap upaya ekstradisinya ke Amerika Serikat.
Permintaan banding ditolak karena permohonan Assange tidak menimbulkan "titik hukum yang dapat diperdebatkan", menurut juru bicara pengadilan seperti dilaporkan ZDnet, Selasa, 15 Maret 2022 .
Pendiri Wikileaks berusia 50 tahun itu telah dicari pemerintah Amerika Serikat sejak awal 2010-an karena perannya dalam menerbitkan ribuan dokumen rahasia di situs web WikiLeaks.
Assange menghadapi 18 dakwaan dari pemerintah AS yang menuduhnya berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning untuk meretas basis data militer AS guna memperoleh informasi rahasia yang sensitif dan menerbitkan nama sumber yang tidak diedit di Irak dan Afghanistan yang memberikan informasi kepada Amerika Serikat.
Menurut dakwaan, tindakan Assange berisiko menimbulkan bahaya serius bagi keamanan nasional AS dan menempatkan sumber-sumber tersebut pada risiko bahaya fisik yang serius.
Pengadilan Tinggi Inggris menyetujui ekstradisi ke AS pada akhir tahun lalu. Keputusan itu mengesampingkan keputusan sebelumnya yang dibuat pada awal 2021 di pengadilan distrik Inggris, yang menolak permintaan AS berdasarkan persepsi pengadilan bahwa itu menimbulkan risiko yang terlalu besar bagi kesejahteraan Assange.
Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel sekarang diharapkan untuk membuat keputusan akhir tentang apakah ekstradisi akan dilanjutkan, kata WikiLeaks.
Jika Patel menyetujui ekstradisi, Assange akan dapat mengajukan satu tantangan terakhir terhadap ekstradisi karena belum ada banding ke Pengadilan Tinggi yang diajukan.
Assange saat ini ditahan di penjara Inggris. Sebelumnya, dia mencari suaka di kedutaan Ekuador di London selama hampir 10 tahun hingga dia ditangkap pada 2019, ketika suakanya ditarik.[]
Share: