
Foto: digitalinformationworld.com
Foto: digitalinformationworld.com
Cyberthreat.id – Google dan Meta Platform Inc dituding sebagai alat propaganda terbuka anti-Rusia, ujar Wakil Kepala Departemen Informasi dan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia, Oleg Gavrilov, dikutip dari kantor berita Rusia TASS, Selasa (1 Maret 2022).
Ia mengatakan hal itu kepada Federation Council Temporary Commission untuk perlindungan kedaulatan dan pencegahan intervensi asing dalam rapat urusan dalam negeri Rusia, Selasa.
"Kita harus memberi perhatian khusus pada perilaku luar biasa yang sama sekali tidak dapat diterima dari raksasa TI asing, Amerika pertama dan terutama, seperti Google dan Meta," katanya.
"Kegiatan propaganda bermusuhan sedang dilakukan secara terbuka di platform sosial mereka, sumber informasi Rusia diblokir, akses ke media massa Rusia sedang dibatasi, hasil pencarian kami buruk, sedankan berita palsu sedang disebarluaskan tanpa halangan, beberapa di antaranya disamarkan sebagai iklan kontekstual."
Menurut Gavrilov, layanan online Barat tidak hanya menjadi lingkungan untuk penyebaran disinformasi, tetapi juga terlibat langsung dalam “kegiatan ilegal” semacam itu.
Ia juga mengatakan tidak mungkin bahwa mereka yang telah secara sistematis melakukan ‘kegiatan jahat’ ini di Ukraina akan menyetujui interaksi konstruktif dengan Rusia.
Google dan Meta telah memblokir saluran media Russia Today (RT) dan Sputnik yang didukung oleh Rusia.
Pada Selasa, jaringan radio liberal Rusia, Ekho Moskvy, juga mengalami pemblokiran oleh YouTube di Eropa.
“Selamat pagi! Kemarin, ketika Kantor Kejaksaan Agung memblokir siaran dan situsweb kami, Google juga menutup saluran YouTube kami di Eropa karena koneksi kami ke Gazprom,” ujar Pemred Ekho Moskvy, Alexei Venediktov di saluran Telegram, dikutip dari media independen Rusia, Interfax.
Menurut laporan pendengar, saluran YouTube mereka juga tak tersedia di Jerman, Finlandia, dan beberapa negara Eropa lain.
Siaran radio Ekho Moskvy dihentikan di Rusia dan situswebnya diblokir pada 1 Maret malam. Hal yang sama juga terjadi pada saluran RAIN TV—dianggap sebagai media agen asing oleh Kementerian Kehakiman Rusia.
Kantor Kejagung Rusia menuding kedua media tersebut menyebarkan informasi palsu tentang situasi Ukraina.
Radio Ekho Moskvy memang bagian dari Gazprom Media Holding dan beroperasi sejak 22 Agustus 1990. Siarannya sempat dihentikan oleh Komite Negara tentang Keadaan Darurat (GKChP) pada Agustus 1991, tapi tak lama kemudian berhasil mengudara kembali.
Gazprom adalah perusahaan gas negara Rusia dan memiliki pasar ke Uni Eropa. Meski dalam kondisi perang, pengiriman gas melalui Ukraina tetap berlanjut. Bahkan, menurut Reuters, permintaannya mencapai 109,6 meter kubik pada 1 Maret, naik dari 105,8 juta meter kubik pada hari sebelumnya.[]
Share: