
Bendera Rusia | Foto: freepik.com
Bendera Rusia | Foto: freepik.com
Cyberthreat.id – Pemerintah Rusia membatasi akses pengguna ke aplikasi Facebook menyusul raksasa media sosial itu menyensor empat media Negeri Beruang tersebut.
Mereka mengumumkan itu sehari setelah Rusia melakukan invasi pertama ke Ukraina pada Kamis (24 Februari 2022).
Roskomnadzor, badan pengawas komunikasi Rusia, mengatakan bahwa Facebook telah mengabaikan desakannya untuk mencabut pembatasan empat media Rusia di platformnya, yaitu kantor berita RIA Novosti, Zvezda TV milik Kementerian Pertahanan, dan situsweb gazeta.ru dan lenta.ru.
“Kemarin (baca: Jumat) pihak berwenang Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diunggah ke Facebook dari empat media milik negara Rusia. Kami menolak. Akibatnya, mereka mengumumkan akan membatasi penggunaan layanan kami,” kata Nick Clegg, Wakil Presiden Urusan Global di Meta Platform Inc, dikutip dari Reuters, Sabtu (26 Facebook 2022).
Meta, yang telah lama dikritik dan ditekan karena beredarnya informasi salah, memang bermitra dengan pemeriksa fakta luar untuk konten tertentu, salah satunya dengan Reuters. Meta mengatakan konten yang dinilai salah, diubah, atau sebagian salah ditampilkan kepada lebih sedikit pengguna.
Tak hanya Facebook yang diserang Rusia. Twitter, jejaring microblogging, juga dibatasi oleh Rusia sejak Sabtu lalu. Namun, sejauh ini pemerintah Rusia belum secara resmi mengumumkan tindakan pembatasan terhadap Twitter.
Dalam sebuah tweet, tim kebijakan publik Twitter mengatakan, "Kami sadar bahwa Twitter dibatasi untuk beberapa orang di Rusia dan (kami) bekerja untuk menjaga layanan kami tetap aman dan dapat diakses...,” tulis Twitter dikutip dari The Quint.
"Kami percaya masyarakat harus memiliki akses gratis dan terbuka ke internet, yang sangat penting selama masa krisis," Twitter melanjutkan.
Organisasi pemantau internet, NetBlocks, mengatakan bahwa akses Twitter telah dibatasi oleh Rusia sejak Sabtu pagi dan Facebook pada Minggu.
“Pembatasan tersebut berlaku di beberapa penyedia operator seluler terkemuka, seperti Rostelecom, MTS, Beeline, dan MegaFon,” kata NetBlocks di situswebnya, Sabtu.
Menurut organisasi tersebut, pembatasan menyebabkan konten tidak muncul atau memuat kontennya sangat lambat sehingga platform tak bisa dipakai.
Namun, penggunaan jaringan pribadi virtual (VPN) masih bisa dipakai untuk melewati pemblokiran tersebut.
Selama beberapa tahun terakhir, Rusia berselisih dengan induk Facebook, Meta. Pengadilan Moskow beberapa kali mendenda Facebook karena pelanggaran konten yang dianggap terlarang.
Pada Desember 2021, misal, Meta harus membayar Rp3,2 miliar juta terkait “kegagalan berulang untuk menghapus konten”. (Baca: Facebook Akhirnya Bayar Denda ke Rusia karena Konten Terlarang)
Twitter juga tahun lalu dibatasi aksesnya di Rusia karena pelanggaran konten. (Baca: Rusia Tetap Perlambat Akses Twitter Hingga Semua Konten Terlarang Dihapus)
Share: