
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Ilustrasi | Foto: Unsplash
Cyberthreat.id – Transaksi digital makin dimanfaatkan masyarakat Indonesia saat ini. Jika sebelumnya transaksi mengandalkan mesin Electronic Data Capture (EDC) dan ATM, sekarang sudah banyak fitur-fitur baru seperti scan QRIS, QR Code, mobile transfer, dan lain-lain.
“Saat ini kita menghadapi era kemajuan teknologi yang semuanya serba digital. Seiring dengan kemajuan tersebut, kesadaran kita terhadap ancaman digital juga harus semakin ditingkatkan," ujar Presiden Direktur PT ITSEC Asia, Andri Hutama Putra, Minggu (28 November 2021) dikutip dari Antaranews.com.
Andri mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum memahami akan bahaya serangan digital. “Kita tidak tahu kapan kita akan jadi target serangan siber, maka lebih baik jika kita bisa mempersiapkan diri kalau-kalau kita menghadapi serangan siber dari pihak luar demi menjaga keamanan finansial digital masing-masing," kata dia.
ITSEC Asia memberikan tips menjaga keamanan dalam bertransaksi digital:
1. Jaga kerahasiaan data
Data-data rahasia yang tidak boleh dibagikan seperti PIN/password, kode OTP, authentication code, dan lainnya merupakan pintu masuk ke informasi rahasia yang kita miliki. Sebaiknya jangan mengetik password atau kode rahasia dalam bentuk lainnya di muka umum. Pastikan tidak ada orang lain yang mengamati pada saat kita melakukan hal tersebut.
2. Email khusus dan hati-hati membuka pesan masuk
Lebih baik dan aman jika kita memiliki email yang dikhususkan untuk keperluan-keperluan tertentu. Sebagai contoh jika untuk kebutuhan transaksi e-commerce, baiknya email yang digunakan berbeda dengan email data pribadi bank dan kantor, sehingga lebih mudah mengidentifikasi jika ada email yang mencurigakan.
Anda jangan sembarangan membuka tautan yang mencurigakan dalam pesan email, ini untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data login.
3. Aktifkan 2FA dan notifikasi transaksi
Aktifkan opsi fitur verifikasi dua langkah (2FA) untuk memberi pengamanan ganda terhadap transaksi digital. Fitur ini dapat memberi lapisan ekstra pengamanan terhadap transaksi digital, melalui pengiriman kode verifikasi atau kode OTP (one time password) ke nomor telepon sebelum transaksi terjadi. Selain itu juga aktifkan notifikasi transaksi, dan segera telepon pihak bank jika ada transaksi yang tidak dikenal.
4. Selalu menjawab kepada pihak yang resmi
Merespons nomor yang tidak dikenal bisa jadi awal mula Anda terkena serangan siber. Banyak orang yang masih mudah tertipu akan penawaran atau modus-modus lainnya yang didapat baik dari SMS, email, ataupun percakapan langsung melalui telepon.
Anda harus lebih kritis dalam menilai apakah informasi yang didapat tersebut sumbernya dari lembaga/pihak yang resmi atau tidak. Jangan mudah menjawab atau memberikan informasi kepada pihak yang tidak dikenal/bukan dari lembaga resmi.
5. Triple check siapa rekan transaksi Anda
Sebelum membeli atau mentransfer sesuatu, usahakan agar kita sudah merasa yakin. Contoh, penipuan yang memanfaatkan akun korban yang diretas. Banyak kasus dimana si penipu meminta transfer kepada kerabat/teman baik.
Jika Anda mengalami hal tersebut, cek kembali ke orang-orang di sekitarnya apakah benar teman/rekan kita yang meminta transfer atau orang lain. Begitu halnya dengan transaksi di e-commerce, usahakan membeli dari e-commerce yang terpercaya dan juga cek review terlebih dahulu sebelum membeli barang.
6. Ganti password/PIN secara berkala
Untuk mencegah kode akses Anda mudah diketahui oleh orang lain, usahakan mengganti kode akses kita dalam jangka waktu tertentu. Hal ini guna mencegah agar pihak lain bisa mengakses informasi yang kita miliki. Buat kode akses yang terdiri atas kombinasi huruf capital, angka, dan simbol agar kode akses kita tidak mudah ditebak.
7. Gunakan limit kartu kredi terendah
Kartu kredit merupakan salah satu layanan perbankan yang rawan untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Untuk meminimalisasi risiko yang mungkin Anda dapat, gunakan kartu kredit dengan limit rendah agar jika kemungkinan terburuknya Anda terkena serangan siber, kerugian yang didapat tidak terlalu besar.[]
Share: