IND | ENG
ZTE Bangun Laboratorium Cybersecurity di Brussel

ZTE | Foto: www.rfa.org

ZTE Bangun Laboratorium Cybersecurity di Brussel
Andi Nugroho Diposting : Kamis, 11 Juli 2019 - 19:38 WIB

Brussel, Cyberthreat.id – ZTE, perusahaan perangkat telekomunikasi asal Shenzen, China, baru saja meluncurkan laboratorium keamanan siber (cybersecurity) di Brussel, Belgia, Rabu (10 Juli 2019).

Laboratorium yang diberi nama Cybersecurity Lab Europe itu dibangun untuk memudahkan regulator dan pelanggan potensial untuk bisa melihat langsung kode sumber dan dokumen ZTE.

Selama ini perangkat ZTE, sama seperti halnya milik Huawei, dicurigai oleh pemerintah Amerika Serikat dan para sekutunya telah dipasang alat mata-mata sehingga membahayakan dari segi keamanan nasional negara yang bersangkutan.

ZTE menyatakan, dengan adanya laboratorium tersebut juga memudahkan perusahaan mendapatkan akses lebih baik terkait verifikasi keamanan eksternal pada produk dan layanan, seperti perangkat 5G-nya.

“Lab akan melakukan penelitian mendalam tentang keamanan, termasuk keamanan penggunaan perangkat 5G. Penelitian juga akan dilakukan dengan sistem kemitraan dengan perusahaan cybersecurity terkemuka,” kata ZTE seperti dikutip dari ZDNet yang diakses pada Kamis (11 Juli).

Pendirian lab tersebut merupakan kelanjutan dari pembangunan dua lab cybersecurity di Nanjing dan Roma, Italia pada Mei lalu.

Kepala petugas keamanan ZTE, Zhong Hong, mengatakan, keamanan untuk industri telekomunikasi, informatika, dan komunikasi (TIK) tidak dapat dijaga oleh satu vendor saja atau satu operator telekomunikasi tunggal.

“ZTE bersedia untuk memainkan peran penting dalam berkontribusi pada keamanan industri bersama dengan para pelanggan dan semua pemangku kepentingan lainnya,” kata Hong.

Perangkat telekomunikasi ZTE yang berkaitan dengan jaringan 5G saat ini dilarang di Australia dan Jepang. Namun, sejumlah negara Eropa masih tetap bekerja sama dengan ZTE dan Huawei. Bahkan, perusahaan-perusahaan telekomunikasi utama di Inggris juga memakai perangkat Huawei meski pemerintah setempat belum membuat keputusan apakah perangkat Huawei dapat digunakan dalam jaringan 5G di Inggris.

Sebelumnya ZTE juga dilarang membeli komponen dari perusahaan-perusahan Amerika Serikat lantaran ZTE melanggar embargo perdagangan AS dengan Iran. Larangan itu dicabut pada Juli 2018 setelah ZTE setuju membayar sejumlah denga sebesar US$ 1,4 miliar.

#zte   #cybersecurity   #huawei   #jaringan5g

Share:




BACA JUGA
BSSN-Huawei Techday 2024
Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.
Intelligent Sensing, Bagian Integral Pemerintahan Smart Cities
Huawei Pamerkan Produk Unggulan di MWC Barcelona
Politeknik Siber dan Sandi Negara Gandeng KOICA Selenggarakan Program Cyber Security Vocational Center
Hacker Pro Palestina Klaim Retas Data Puluhan Perusahaan Israel