
Ketua Umum Siberkreasi, Hermann Josis Mokalu (Yosi). | Foto: Arsip pribadi/Instagram
Ketua Umum Siberkreasi, Hermann Josis Mokalu (Yosi). | Foto: Arsip pribadi/Instagram
Cyberthreat.id – Ketua Umum Siberkreasi, Hermann Josis Mokalu, mengingatkan agar konsumen untuk selalu berhati-hati saat bertransaksi digital. Salah satu hal yang ia tekankan adalah saat membuat kata sandi akun di platform daring.
"Masyarakat kita sering memasukkan ‘tanggal lahir’ sebagai password, dengan alasan takut lupa. Padahal, ‘tanggal lahir’ sangat besar kemungkinannya dicoba oleh si peretas akun media sosial kita," kata Yosi, sapaan akrabnya, saat pembukaan “Bulan Fintech Nasional 2021” dan peluncuran Cekfintech.id secara daring, Kamis (11 November 2021).
Selain itu, praktik keamanan lain yang perlu diperhatikan oleh konsumen, kata dia, ialah sering mencadangkan data pribadi, memperbarui perangkat lunak, memperhatikan kebijakan privasi aplikasi, dan menghindari oversharing informasi pribadi.
Praktik keamanan bertransaksi digital perlu diperhatikan lantaran saat ini 88,1 persen dari pengguna internet Indonesia (tercatat lebih dari 196 juta jiwa menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia/APJII) telah akrab dengan layanan pasar daring, menurut survei We Are Social per April lalu.
Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Imansyah mengatakan, risiko dan tantangan dalam mengadopsi perkembangan teknologi finansial (fintech) begitu masif. Ia tak menafikan adanya kejahatan siber dan potensi terjadi pelanggaran data pribadi pada praktik-praktik layanan fintech.
“Semua pihak perlu meningkatkan peran sertanya untuk meningkatkan literasi digital pada lapisan masyarakat, serta mendorong regulator dan penyedia layanan fintech agar menghasilkan fintech yang bertanggung jawab, aman, dan memiliki mitigasi risiko yang baik. Terpenting, penyedia layanan fintech mengutamakan perlindungan terhadap konsumen," tegas Imansyah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Oktober 2021, saat ini terdapat 104 layanan pinjol atau fintech peer-to-peer (P2P) lending, tujuh layanan penyedia modal berbasis urun dana (crowdfunding), dan delapan fintech inovasi keuangan digital.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Share: